Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Puluhan Relawan MBG Ngamuk di Dapur Gegara Gaji Disunat & Tak Ada Upah Lembur, Geruduk Kepala SPPG

Para relawan mendatangi lokasi untuk mencari Kepala Dapur SPPG yang dituding jadi penyebab keterlambatan dan pemotongan upah relawan MBG.

|
Penulis: Alga | Editor: Alga W
KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T
PROTES - Relawan MBG di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, memprotes upah meraka yang diduga disunat oleh kepala SPPG Sombalabella, Jumat (24/10/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi protes dilakukan puluhan relawan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Mereka mengamuk di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) karena diduga mengalami pemotongan gaji.

Selain itu, mereka juga tidak pernah menerima upah lembur.

Baca juga: Nikahi Ida Janda 9 Anak, Adi Tegaskan karena Cinta Bukan Incar Harta, sempat Ditantang saat PDKT

Peristiwa ini terjadi di Dapur SPPG Jalan Mappajalling Daeng Kawang, Kelurahan Sombalabella, Kecamatan Pattallassang, sekitar pukul 09.00 WITA, Jumat (24/10/2025).

Para relawan mendatangi lokasi untuk mencari Kepala Dapur SPPG Sombalabella, F-R, yang dituding menjadi penyebab keterlambatan dan pemotongan upah relawan MBG.

"Kami datang untuk mencari Kepala Dapur karena gaji kami selalu terlambat dan telah dua kali dilakukan pemotongan," kata salah satu relawan, Daeng Lebang, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com di lokasi.

"Dan ini ulah Kepala Dapur karena dia yang tangani semua gaji kami," lanjutnya.

Menurut Lebang, para relawan awalnya dijanjikan upah bervariasi.

Koordinator dapur dijanjikan menerima Rp150 ribu per hari.

Sedangkan relawan biasa seperti juru masak dan petugas pengantar MBG mendapat Rp130 ribu per hari.

Namun dalam praktiknya, upah yang diterima lebih rendah dari kesepakatan awal, bahkan sempat dipotong kembali.

"Gaji awal Rp150 ribu untuk Koordinator Dapur, tetapi yang kami terima cuma Rp130 ribu dan ini mau dipotong lagi jadi Rp120 ribu," ujar Lebang.

"Kalau gaji relawan biasa awalnya mereka menerima Rp120 ribu dan ini mau dipotong lagi jadi Rp100 ribu, padahal janji awalnya Rp130 ribu per hari," jelasnya.

Selain pemotongan upah, para relawan juga mengaku tidak pernah mendapatkan upah lembur.

Padahal mereka bekerja sejak siang hingga malam untuk mengolah makanan MBG bagi ibu hamil, bayi, dan siswa sekolah.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved