Berita Viral
Dulu Wanita Berhijab Kecele Beli, Kini sudah Tak Tampak Sejak Dipasangi Tulisan Bakso Babi
Para pelanggan di tempat usaha itu banyak yang berasal dari kalangan umat muslim. Bahkan, pelanggan atau konsumennya juga ada yang menggunakan hijab.
S selama ini hanya tinggal di Cebongan, Kalurahan Ngestiharjo atau berjarak sekitar 300 meter dari lokasi usaha.
Yang bersangkutan juga disebut-sebut warga asli Ngestiharjo.
Ia pun mengungkapkan bahwa S telah berujalan bakso sejak tahun 1990-an.
Bahkan, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha bakso babi itu sudah banyak tahu jika bakso buatan S mengandung bahan nonhalal.
Lain halnya dengan masyarakat luar kampung tersebut yang sampai saat ini banyak belum mengetahui bahwa bakso buatan S mengandung bahan nonhalal dikarenakan tidak diberi lebel nonhalal.
"Selama ini enggak ada (masyarakat setempat yang menegur pembeli bakso buatan S saat sebelum diberi lebel nonhalal). Apalagi, saya sendiri kan tidak pernah di rumah (jarang di rumah dikarenakan memiliki kesibukan lain). Saya sebagai RT di sini jarang di rumah. Kemudian, pantauan saya tidak begitu ketat," tuturnya.
Usaha bakso babi itu pun disebut-sebut buka setiap pukul 14.00 WIB sampai selepas magrib.
Pembelinya pun dinilai cukup ramai dan diduga ada pula konsumen yang berasal dari luar kota.
Namun, setelah spanduk tulisan bakso babi dipasang, ternyata konsumennya tidak berkurang.
"Setelah dipasang tulisan bakso babi, beberapa hari ini sudah tidak ada konsumen yang menggunakan jilbab beli di sana. Tapi, sebelum itu, ya kadang-kadang saya juga melihat dan mendakati pembeli jilbab itu untuk menjelaskan bahwa bakso itu ada kandungan babi atau non halal," ujar Handoko.
Usut punya usut, berdasarkan KTP, kata Handoko, penjual bakso babi itu memeluk agama Islam.
Kini, usaha itu dijalani oleh dua orang yakni S dan saudara ipar S. Sedangkan, istri S sudah meninggal dunia sejak beberapa waktu lalu.
"Kalau bersapa atau saat saya lewat gitu, ya sering sapa dengan mereka. Tapi, ya mereka enggak pernah ke sini. Komunikasi kami tetap baik. Tapi, kalau sama warga setempat malah acuh tak acuh, mbak," papar Handoko.
Lebih lanjut, penjual bakso babi itu selapas magrib kerap langsung pulang dan tidak mampir ke warga setempat.
Artinya, yang bersangkutan ke lokasi usaha hanya untuk mencari nafkah dan tidak melakukan komunikasi dengan warga setempat.
Sementara itu, S saat dijumpai memilih bungkam atau tidak memberikan komentar apapun kepada Tribunjogja.com.
Kala itu, ia terlihat ditemani oleh saudara iparnya untuk melayani beberapa konsumen.
"Enggak mau (beri tanggapan). Enggak. Takut salah," ucap saudara ipar S.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com
| 15 Prompt Selamat Hari Sumpah Pemuda, Bisa Dipakai di Gemini atau ChatGPT |
|
|---|
| Tarif Token Listrik PLN Oktober 2025 Per kWh, Alasan Pemerintah Tidak Mengubah Tarif Listrik |
|
|---|
| Impian Lihat Anak Jadi Polisi Pupus, Padahal Wanita ini sudah Setor Rp 503 Juta, Tak Sadar Ditipu |
|
|---|
| Ramai Kasus Warung Bakso Babi Tak Pasang Label Non Halal, Kenali Beda Bakso Sapi, Babi dan Tikus |
|
|---|
| Sosok Kakek Turun dari Mobil Lalu Mengemis di Lampu Merah, Publik Merasa Tertipu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.