Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ahmed Penjual Ikan Sering Dibayar Pakai Uang Palsu, Luntur saat Kena Air, Pelaku Pura-pura Tukar

Pedagang di kawasan Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur mengeluh dibayar pakai uang palsu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Kompas.com/Pandawa Borniat
PEREDARAN UANG PALSU - Maraknya uang palsu di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kembali menimbulkan keresahan di kalangan pedagang kecil. Para pedagang di kawasan Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang pada Rabu (5/11/2025). Modus pelaku terungkap. 
Ringkasan Berita:
  • Peredaran uang palsu di Kalimantan Timur membuat pedagang resah
  • Seorang penjual ikan mengaku sering menjadi korban
  • Imbauan polisi terkait masalah ini

TRIBUNJATIM.COM - Sejumlah pedagang mengeluh sering dibayar pakai uang palsu.

Mereka adalah para pedagang di kawasan Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Ahmed (63), pedagang ikan menjadi satu di antara korban.

Ia mengatakan dirinya dan para karyawannya sudah beberapa kali menemukan uang palsu dari hasil transaksi.

Baca juga: Siasat Licik Nelayan Cetak Uang Palsu Pakai Printer, Modal Belajar dari YouTube, Modus Campur Asli

Modus pelaku antara lain berpura-pura membeli ikan dalam jumlah kecil menggunakan pecahan Rp 100.000 palsu, hingga menukar uang dengan alasan meminta kembalian.

“Pernah waktu itu tangan saya basah habis pegang ikan, uangnya malah luntur kena air. Ternyata palsu,” ujar Ahmed, Rabu (5/11/2025), melansir dari Kompas.com.

“Bahkan ada juga yang pura-pura beli ikan kemarin, terus datang lagi minta kembalian hari ini. Katanya karyawan saya lupa kasih kembalian. Untung ketahuan waktu saya tanya mana ikannya, dia malah tunjuk ikan yang kemarin enggak saya jual sama sekali,” tambahnya.

Kejadian serupa dialami Adrik (32), pedagang ikan lainnya.

Ia mengaku kesulitan memeriksa setiap uang karena suasana pasar ramai.

“Namanya ibu-ibu belanja ikan, pengennya cepat. Kadang saya enggak sempat ngecek satu-satu uangnya. Biasanya kalau robek kelihatan, tapi kalau palsu kadang luput,” ujarnya.

“Sudah beberapa kali juga ketemu uang palsu, ada yang Rp 20.000, Rp 50.000, bahkan Rp 100.000. Biasanya pelakunya pakai masker dan datang saat pasar ramai,” katanya.

Wakapolresta Samarinda, AKBP Heri Rusyaman, mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap peredaran uang palsu.

Ia mengingatkan agar warga tidak mudah tergiur tawaran pertukaran uang dalam jumlah besar atau transaksi mencurigakan, baik langsung maupun melalui aplikasi daring.

“Masyarakat harus lebih tanggap dan waspada. Gunakan cara sederhana yang sering disampaikan, yaitu diraba, dilihat, dan diterawang,” ujar Heri.

“Kalau menemukan adanya indikasi peredaran uang palsu atau ada yang menawarkan pertukaran uang mencurigakan, segera laporkan ke pihak kepolisian. Kami akan tindaklanjuti dan proses sesuai hukum,” tegasnya.

Polisi juga mengingatkan masyarakat lebih jeli memeriksa uang, terutama dari segi warna, tekstur, dan permukaan kertas.

“Jangan asal menerima uang, apalagi kalau jumlahnya besar dan situasinya tergesa-gesa,” kata Heri.

Ciri Uang Asli

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI), Rezki Ernandi Wimanda, memastikan bahwa uang rupiah yang beredar memiliki 11 unsur pengaman.

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers terkait sindikat uang palsu yang digelar di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/12/2024).

Dijelaskan oleh Rezki, uang kertas rupiah dilengkapi dengan berbagai unsur pengaman yang sudah diterapkan oleh BI.

"Sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI adalah satu-satunya lembaga yang berwenang mengelola uang," ujar Rezki, melansir dari TribunTimur.

Ia menambahkan, dalam pengelolaan uang, BI memiliki enam tugas: merencanakan, mencetak, menarik, mencabut, memusnahkan, dan mengeluarkan uang.

Dia juga menegaskan, jika ada masyarakat atau organisasi yang mencetak atau mengedarkan uang selain yang dikeluarkan BI, itu merupakan tindakan kriminal.

Baca juga: Siasat Licik Ridho Belanja di Warung Pakai Uang Palsu Demi Dapat Kembalian yang Asli

Rezki mengungkapkan, uang palsu ditemukan di Gowa sulit dikenali secara kasat mata, dan peredarannya sangat luas, bagaikan gunung es, di mana hanya permukaannya yang terlihat.

"Jadi uang palsu yang ditemukan ini seperti gunung es. Permukaannya saja, tetapi yang beredar mungkin sudah banyak, kita tidak tahu," ucapnya.

Untuk itu, BI memastikan kualitas uang rupiah di Indonesia dengan memastikan 11 unsur pengaman yang terdapat pada setiap lembar uang.

Rezki menjelaskan bahwa unsur pengaman pada uang rupiah terdiri dari bahan kertas khusus dengan water mark (tanda air), electrotype, benang pengaman (security thread), kode tuna netra (blind code), tinta yang berubah warna (optical variable ink), dan tulisan mikro (microtext).

"Kemudian ada pencetakan yang kasar, sehingga jika diterawang, elemen-elemen pengaman itu saling melengkapi," jelasnya.

Selain itu, nomor seri pada uang rupiah asli selalu berbeda satu sama lain. "Jadi kalau diterawang, dilihat, atau diraba, uang asli dan palsu bisa dibedakan," katanya.

Rezki juga memberikan apresiasi kepada Polri, khususnya Polres Gowa, atas pengungkapan sindikat pembuat dan pengedar uang palsu

"Kami tidak dalam kapasitas membedakan berapa persen, tetapi satu saja yang terbedah sudah merupakan uang palsu yang paling tidak bisa dipalsukan, seperti multi-color latin image yang hasil cetakannya sudah buram," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved