Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pesan Terakhir Setyaningsih Sebelum Tewas Membusuk, Anak Rela Kelaparan Demi Jaga Wasiat

Kasus kematian Setyaningsih, seorang wanita ibu dua anak yang tewas membusuk masih ramai perbincangan, salah satunya soal pesan terakhir.

|
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
TribunJateng.com
TURUTI PESAN IBU - Potret Putri Setya Gita Pratiwi (kiri) yang ibunya ditemukan tewas membusuk di dalam rumah. Viral kisah seorang ibu ditemukan tewas membusuk di dalam rumahnya di Kendal, Jawa Tengah. Anak-anaknya kelaparan karena penuhi wasiat ibunda. 
Ringkasan Berita:
  • Setyaningsih yang tewas membusuk di dalam rumah mengungkap pesan terakhir ke dua anaknya
  • Pesan tersebut berisi sikap agar tak merepotkan tetangga dan tetap berada di dalam rumah
  • Dua anak Setyaningsih menuruti meski sampai tak makan nasi dan hanya minum air putih

 

TRIBUNJATIM.COM - Ada sebuah pesan terakhir yang disampaikan oleh Setyaningsih, ibu yang meninggal membusuk di rumahnya.

Anaknya sejumlah dua orang ditelantarkan begitu saja dan harus menuruti apa yang ia sampaikan.

Kisah ini menjadi perbincangan sebab belum diketahui pasti penyebab dan motif perilaku Setyaningsih kepada kedua anaknya itu.

Ibu tunggal bernama Setyaningsih, perempuan berusia 51 tahun, ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di rumah kontrakan.

Padahal selama ini ia tinggal bersama dua buah hatinya Putri Setya Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (19).

Pesan terakhir ibu

Dua putrinya Gita dan Intan memilih untuk berdiam diri di rumah termasuk tak makan dan hanya minum air putih karena ingat pesan sang ibu.

Ingat pesan ibu agar tidak merepotkan tetangga membuat dua anaknya tersebut tak melaporkan ibunya yang sudah tewas.

Kisah pilu yang menggetarkan hati datang dari Dusun Songopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Yang membuat kisah ini begitu memilukan bukan hanya karena sang ibu telah tiada, tetapi juga lantaran kedua anaknya ditemukan masih hidup namun nyaris tak berdaya, tubuh mereka kurus kering dan lemah karena menahan lapar selama berminggu-minggu.

Baca juga: Sejumlah Kawasan Surabaya Banjir, Eri Cahyadi Soroti Bangunan Warga Halangi Saluran

Saat warga mengevakuasi mereka pada 1 November 2025, pemandangan di dalam rumah itu begitu menyayat hati dua anak perempuan muda terbaring lemah di lantai, hanya beberapa langkah dari jasad ibu mereka yang sudah mulai rusak dimakan waktu.

Dari pengakuan Putri dan Intan yang kemudian berhasil diselamatkan, terungkap kenyataan yang membuat siapa pun akan terdiam lama: mereka tidak makan hampir sebulan penuh.

Sang ibu, Setyaningsih, ternyata meninggal karena kelaparan.

Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan jika anak Setianingsih sudah tahu jika sang ibu meninggal dunia.

Baca juga: Motif Suwarno si Keponakan yang Habisi Mutmainah di Jombang, Dendam Urusan Simpan Pinjam, Marah

Wasiat terakhir ibu

Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan jika anak Setianingsih sudah tahu jika sang ibu meninggal dunia.

Wastoni menyebut jika anak almarhumah diduga sudah tahu jika Setianingsih meninggal dunia.

Namun kedua anak itu tak bilang ke tetangga karena menuruti pesan sang ibu.

Yaitu tak boleh minta tolong kepada warga.

“(Dua anak berada dekat ibu ) Iya, tapi lain ruangan. Kemudian anaknya itu, (ibu) meninggal, tahu, tahunya sudah (ibu) meninggal, ditutup dengan kain-kain. Dan pesan terakhir ibu, kalau ada apa-apa ndak usah ngomong dengan tetangga. Maka anaknya kepatuhan betul-betul, apa pesan dari ibu, tidak berani sambat sebut ke tetangga,” ucap Wastoni kepada Tribun Jateng.

TAK MAKAN 28 HARI - Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menjenguk kedua anak Setianingsih yang terkulai lemas di RSI Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Setianingsih sebelumnya ditemukan meninggal pada 1 November dengan kondisi jenazah yang sudah membusuk. Sementara anaknya hanya minum air rebusan sumur.
TAK MAKAN 28 HARI - Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menjenguk kedua anak Setianingsih yang terkulai lemas di RSI Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Setianingsih sebelumnya ditemukan meninggal pada 1 November dengan kondisi jenazah yang sudah membusuk. Sementara anaknya hanya minum air rebusan sumur. (TRIBUN JATENG/AGUS SALIM)

Kehidupan sehari-hari

Sebelumnya, warga Dukuh Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah dihebohkan dengan penemuan ibu rumah tangga bernama Setianingsih (51) dalam kondisi membusuk.

Dalam rumah itu, ditemukan dua anak Setianingsih, Putri (23) dan Intan (17) dalam kondisi lemas karena tak makan.

Wastoni menyebut jika anak almarhumah diduga sudah tahu jika Setianingsih meninggal dunia.

Namun kedua anak itu tak bilang ke tetangga karena menuruti pesan sang ibu.

Yaitu tak boleh minta tolong kepada warga.

“(Dua anak berada dekat ibu ) Iya, tapi lain ruangan. Kemudian anaknya itu, (ibu) meninggal, tahu, tahunya sudah (ibu) meninggal, ditutup dengan kain-kain. Dan pesan terakhir ibu, kalau ada apa-apa ndak usah ngomong dengan tetangga. Maka anaknya kepatuhan betul-betul, apa pesan dari ibu, tidak berani sambat sebut ke tetangga,” ucap Wastoni kepada Tribun Jateng.

KADES BELA DIRI - Kondisi Putri Setia Gita Pratiwi (23) terkulai lemas di RS PKU Muhammadiyah Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Ia bersama adiknya, Intan Ayu Sulistyowati (17), dirawat di rumah sakit karena tidak makan hampir sebulan dan hanya minum air. Kades Wastoni menjawab dan bantah tak peduli dengan warganya hingga kasus ini mencuat.
KADES BELA DIRI - Kondisi Putri Setia Gita Pratiwi (23) terkulai lemas di RS PKU Muhammadiyah Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Ia bersama adiknya, Intan Ayu Sulistyowati (17), dirawat di rumah sakit karena tidak makan hampir sebulan dan hanya minum air. Kades Wastoni menjawab dan bantah tak peduli dengan warganya hingga kasus ini mencuat. (TRIBUN JATENG/AGUS SALIM IRSYADULLAH)

Sementara itu, Wastoni mengatakan jika kehidupan sehari-hari Setianingsih normal saja.

"Kehidupan sebelum ini norma-normal aja, PKK ikut, pengajian ikut, memang dia tertutupnya, dia menjaga jangan merepotkan dengan tetangga lain, dia merasa bukan saudara sekandung (dengan warga), dia pendatang. Kecil hati untuk menyampaikan hal itu," ucapnya.

Warga sendiri sempat curiga karena rumah Setianingsih tidak dibuka.

Namun listrik masih dinyalakan saat magrib hingga jam 9 malam.

Wastoni juga menyebut jika anak korban masih keluar membeli kue sekitar tanggal 10 Oktober 2025.

Baca juga: Investasi di Ponorogo Tembus Rp 32,8 Miliar, Pemodal Asing Lirik Sektor Transportasi-Telekomunikasi

"Ada warga yang mengetahui anak almarhum belanja kue untuk makan di dalam. Dan ibunya masih sempat makan, artinya informasi dari anak (meninggall) tanggal 4 kurang benar. Belinya kue sekitar tanggal 10, 11, 12. Anaknya menyampaikan meninggalnya 13 Oktober," ucap Wastoni.

Wastoni juga menanggapi kabar kedua anak almarhumah yang tidak makan hingga satu bulan.

Ia dan warga tidak menduga karena selama ini keluarga itu dianggap keluarga yang mampu.

Tragedi memilukan ini pertama kali terkuak dari kecurigaan warga sekitar.

Selama beberapa hari, bau menyengat mulai tercium dari rumah kontrakan keluarga itu.

Baca juga: Tubuh Siswa SD Melepuh Diduga Dibully Dsiram Air Panas Bekas Masak Mie, Ortu Tak Terima Respons Guru

Tak hanya bau, dari jendela kaca rumah juga tampak kerumunan lalat yang membuat warga yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Kepala Desa Bebengan, Wastoni, menuturkan bagaimana akhirnya warga memberanikan diri mendobrak pintu rumah tersebut.

“Ada aroma tak sedap, kami tengok lewat jendela, banyak lalat di sana.

Akhirnya warga berinisiatif membuka paksa pintu itu.

Saat terbuka, pemandangan di dalam sungguh menggetarkan,” kata Wastoni.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved