Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pertemuan Amad Sang Pembawa Tangga Perobekan Bendera dengan Bung Tomo, Ikut Rampas Senjata Jepang

Amad merupakan sosok veteran sang pembawa tangga dalam peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato Surabaya yang kini menjadi Hotel Majapahit.

Editor: Torik Aqua
SURYA.CO.ID/HABIBUR ROHMAN dan
VETERAN - (kiri) Amad, veteran Pertempuran Surabaya yang berusia 103 tahun ditemui Kompas.com di kediaman anaknya di Sidoarjo pada Minggu (9/11/2025). (kanan) Hotel Majapahit yang dulunya bernama hotel Yamato merupakan bangunan bersejarah yang berada di kota Surabaya. Tiap tahun, hotel ini tetap digunakan sebagai tempat untuk drama perjuangan. 

“Kami di ajak ke suatu tempat yang digembok tapi dipukul-pukul pakai batu akhirnya jebol gemboknya. Di dalam ada pintu lagi, isinya banyak senjata Jepang,” terangnya.

Bung Tomo, Amad dan pejuang lainnya mengambil senjata-senjata itu dibantu oleh tukang becak yang mangkal di dekat gudang untuk dibawa ke kawasan Jalan Mawar.

“Jam 10 malam ke Jalan Mawar di situ banyak pengungsi dari Surabaya tinggal anak mudanya saja. Akhirnya kumpul di situ semua. Satu minggu kemudian pesawat perang dari Belanda datang dari Timur,” jelasnya.

Belanda membombardir Kota Surabaya melalui jalur udara.

Mereka menjatuhkan bom dan tembakan ke segala penjuru membuat kota ini mati tanpa listrik dan cahaya saat malam hari.

“Belanda datang dari Timur turun ke Kedung Cowek. Bung Tomo mengajak ratusan pemuda yang di Kapas Krampung untuk turun. Habis itu sudah carut marut kondisinya,” sambungnya.

Berdasarkan ingatan Amad, kala itu Belanda ketar-ketir melihat pergerakan ribuan pemuda yang datang dari segala daerah menyerang mereka di Surabaya untuk bertempur.

Amad tak menampik, Bung Tomo lah yang menyalakan api semangat Arek-arek Suroboyo agar tak gentar sambil meneriakkan Allahu Akbar sebanyak 3 kali sebelum menyerang.

“Bung Tomo bilang, kita ini sedang dijajah Belanda, perang terus ae,” tegas Amad menirukan suara Bung Tomo.

Amad ingat betul, tidak ada rasa takut mati kala itu bagi pejuang Pertempuran Surabaya.

Meski pasokan makanan semakin menipis, semangatnya masih tebal.

“Karena gigihnya Bung Tomo, orangnya tidak sombong, sederhana, saling menghargai, kita pemuda-pemuda kumpul tidak ada ketakutan,” pungkasnya.

Momen itu tidak pernah terlupakan dalam seumur hidup Amad.

Setiap tanggal 19 September, ia akan datang dan melihat Hotel Yamato yang semakin berubah dari tahun ke tahun.

Momentum perobekan bendera Belanda

Mengingat momen perobekan bendera Belanda yang pernah terjadi di Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved