Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Guru Nur Aini Dicatat Sering Absen Padahal Tempuh 57 Km untuk Ngajar, Tanda Tangan Pernah Dipalsukan

Viral curhatan guru karena tempuh perjalanan sejauh 57 kilometer untuk mengajar.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
TikTok Cak Sholeh
CURHAT GURU VIRAL - Nur Aini, guru SDN Mororejo II Tosari Kabupaten Pasuruan yang viral setelah curhat di podcast pengacara Cak Sholeh, Jumat (14/11/2025). Ia mengeluhkan jarak tempuh tempat mengajar sejauh 57 kilometer hingga dicatat sering absen. 

Beberapa netizen menyebutkan bahwa Nur Aini adalah orang mampu, yang memiliki mobil Pajero, pikap dan motor.

"Setelah melihat banyak komentar, ternyata yang bersangkutan memang orang yang punya dan kalau mau minta pendampingan, ya profesional mas," pungkas Cak Sholeh.

Sementara itu, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pasuruan mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan terhadap keluhan dan tuduhan yang disampaikan Nur Aini dalam podcast tersebut.

"Ya, soal keluhannya sudah kami dengarkan, yang bersangkutan sedang kami proses," ujar Devi Nilambarsari, Kepala Bidang Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan, BKPSDM Kabupaten Pasuruan, Rabu (19/11/2025).

Sebelumnya juga viral sosok guru terjang sungai demi ngajar di sekolah.

Ia terpaksa karena jembatan yang biasa dilewati putus.

Sang guru pun tak punya pilihan lain, daripada lewat jembatan dengan jarak 3 kilometer jika ditempuh jalan kaki. 

Meski air sungai yang diterobos guru tersebut dalam di beberapa areanya, namun itu tak menjadi alasan bagi dirinya untuk tetap menjalankan tugas sebagai seorang guru.

Padahal jika tak berhati-hati menginjak dasar sungai saat menyeberang, guru tersebut bisa saja celaka.

Diketahui, guru SD berhati mulia itu bernama Syarif Hidayat (57), Guru SDN Margalaksana Campaka.

Dia nyaris basah kuyup setelah sempat terpeleset saat menyusuri aliran Sungai Cikondang, Desa Girimukti, Campaka, Cianjur tersebut, Jumat (10/01/2025). 

"Tadi saya cari-cari tempat yang tidak terlalu dalam untuk menyeberang, tapi ternyata airnya setinggi pinggang," ujar Syarif dikutip dari Kompas.com via Tribun Bengkulu.

Baca juga: Tiap Hari Kepsek Rasita Nyebrang Laut ke Sekolah hingga Bisa Naikkan Gaji Guru, Bangunan Jadi Layak

Guru ini mengaku tidak punya pilihan lain selain menyeberangi dasar sungai karena jembatan alternatif menuju sekolah berjarak cukup jauh.

"Kalau lewat jembatan lain harus memutar jauh, sekitar 3 kilometer, sementara saya jalan kaki. Biasanya, saya lewat jembatan ini, tetapi kemarin, kan, terputus," kata dia.

Menurut Syarif, jembatan rawayan ini sangat vital bagi masyarakat, terutama siswa sekolah, karena merupakan akses terdekat menuju sekolah. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved