Virus Corona di Banyuwagi
Ponpes Darussalam Blokagung Mulai Karantina Ketat, Putus Rantai Covid-19: Tidak Boleh Keluar-Masuk
Upaya memutus mata rantai Covid-19, Ponpes Darussalam Blokagung mulai jalani karantina massal. Penerapan ketat: tidak boleh ada yang keluar-masuk.
Penulis: Haorrahman | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona ( Covid-19 ) di klaster Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, seluruh aktivitas pondok dihentikan untuk karantina massal.
Akses jalan menuju pondok pesantren di Banyuwangi itu ditutup dan tidak boleh ada yang keluar-masuk.
"Selama karantina di lingkungan pondok, tidak boleh ada yang keluar masuk kecuali petugas kesehatan dan logistik," kata Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, saat meninjau pelaksanaan dapur umum bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Minggu (30/8/2020).
• Kemensos Tambah BST Covid-19 Rp 600 Ribu, Jatah 35.035 KPM Tuban Juli-Agustus Cair 1 Tahap
• Intip Praktik Curang Oknum Makelar BNPT Gresik, Modal Mulut, Raup Untung 88 Persen dari Pedagang
Selama karantina dijaga ketat oleh 1 SSK tim gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP Pemkab Banyuwangi.
Eko mengatakan untuk kebutuhan pondok pesantren, disediakan dapur umum.
"Untuk kebutuhan makan santri ada dapur umum. Bahan makanannya dari Pemkab Banyuwangi, dan dimasak oleh petugas dari Tagana, dan BPBD Banyuwangi," kata Letkol Eko.
Dapur umum ini didirikan oleh BPBD Banyuwangi dan didukung oleh Dinas Sosial Banyuwangi.
• Ini Sosok Pengganti Kiwil? Meggy Keceplosan Soal Pacar saat Hak Asuh Terancam Pindah: Anak Support
• Gus Ipul-Mas Adi Dinilai DPD Golkar Jatim Pasangan Ideal, Sosok Senior-Energik untuk Kota Pasuruan
Setiap harinya, dapur umum ini memasak 18 ribu kotak makanan yang didistribusikan untuk penghuni pondok pesantren.
Selain Tagana, warga setempat juga dilibatkan untuk membantu menyiapkan makanan.
Dandim menambahkan, untuk menu dan penyajian makanan telah sesuai standart operasional procedure (SOP) kesehatan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Selain makanan, Pemkab Banyuwangi juga menyediakan kebutuhan lainnya untuk para santri.
"Dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini," tambah dia.
Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Benget Saragih, mengatakan selama karantina seluruh aktvitas pondok dihentikan sementara.
"Seluruh aktivitas berhenti. Salat berjemaah untuk sementara tidak boleh. Seluruh penghuni harus berada di dalam kamar," kata Benget.
Benget mengatakan penghuni pondok selama ini kooperatif.