Berita Kota Malang
Kursi di Jalan Besar Ijen Malang Tak Dicopot, Ketua Komisi C Ungkap Upaya Lain Cegah Tindak Asusila
Kursi-kursi di Jalan Besar Ijen Malang tidak jadi dicopot, Ketua Komisi C ungkap upaya lain untuk mencegah tindakan asusila.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Tidak akan ada pencopotan maupun perubahan terhadap keberadaan kursi-kursi yang ada di Jalan Besar Ijen, Malang, Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi C DRPD Kota Malang, Fathol Arifin setelah menggelar rapat dengar pendapat dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Senin (6/3/2023).
“Yang berkaitan dengan kursi di Jalan Besar Ijen, kami bersepakat tidak akan dilepas, karena akan menjadi perbuatan sia-sia. Kursi-kursi itu bagian dari pada memberikan fungsi kepada masyarakat,” ujar Fathol Arifin.
Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya potensi tindakan asusila di kursi-kursi tersebut, Komisi C DPRD Kota Malang mengusulkan perlunya fasilitas penerangan di kawasan jalan tersebut.
Komisi C DPRD Kota Malang dijadwalkan akan bertemu dengan Dinas PUPRPKP Kota Malang pekan depan untuk membahas kemungkinan memasang penerangan jalan tersebut.
“Dengan adanya penerangan itu, insyaallah masyarakat yang sering asusila teratasi. Jadi kursi tetap utuh, tidak ada pelepasan dan pergantian. Saya akan tolak nanti kalau mau ganti model. Dicopot saja tidak,” ungkapnya.
Upaya pengawasan dari petugas juga dibahas dalam rapat dengar pendapat tersebut. Dewan menyarankan agar ada petugas yang rutin beroperasi di kawasan itu. Bahkan Fathol mengatakan petugas yang bertugas bisa siaga 24 jam.
“Nanti juga perlu ada insentif lebih kepada mereka yang bekerja lembur,” paparnya.
Menurut Fathol, selama ini tindakan asusila di kawasan Jalan Besar Ijen karena kondisinya remang-remang.
Jika ada cahaya yang menerangi, Fathol meyakini akan membuat warga jera ketika ingin bermesraan di depan publik.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, pemasangan penerangan tidak menjamin tindakan asusila bisa diatasi.
Ia mengaku pernah mendapatkan laporan sebanyak tiga kali tentang tindakan asusila yang terjadi di kursi Jalan Besar Ijen saat siang hari.
“Makannya kejadiannya itu bukan hanya malam, siang pun saya dapat tiga kali laporan. Siang bolong pun melakukan itu. Apa kurang penerangan, memang kesadaran, ini namanya moral, satu jera tapi ganti orang lain,” ujar Sutiaji.
Menurut Sutiaji, masing-masing pihak di Kota Malang harus bisa saling menguatkan. Persoalan sosial seperti yang terjadi di kursi Jalan Besar Ijen sering terjadi di kota urban.
Jalan Besar Ijen
Malang
Fathol Arifin
Sutiaji
Noer Rahman Wijaya
kursi di Jalan Ijen
TribunJatim.com
berita Kota Malang terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Dijadikan Jaminan Utang Bank, 2 Rumah di Kawasan Elit Dieksekusi PN Malang |
![]() |
---|
Dispangtan Kota Malang Terima 200 Dosis Vaksin PMK, 75 Dosis telah Disuntikkan ke Sapi |
![]() |
---|
Dispangtan Kota Malang Upayakan Produk Urban Farming Warga Jadi Bahan Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Hendak Ambil Cabai, Emak-emak di Malang Syok Kalung Emas Ditarik Pemotor, Aksi Pelaku Terekam CCTV |
![]() |
---|
Renovasi Stadion Gajayana Malang Harus Rampung sebelum Porprov Jatim 2025 Bergulir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.