Terungkap Alasan Warga Gunungkidul Makan Sapi yang Sudah Dikubur? 3 Orang Kini Tewas karena Antraks
Apa asalan warga Gunungkidul makan sapi yang sudah dikubur? Pertanyaan itu kini ramai dilontarkan publik.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
"Semuanya tidak ada wujudnya. Semuanya dikonsumsi. Kami memeriksa tanah lokasi penyembelihan dan ada spora antraksnya," kata Retno.
Dinas terkait menelusuri penyebaran antraks usai seorang warga Padukuhan Jati meninggal dunia di RS Sardjito, Yogyakarta dalam kondisi positif antraks.
Warga diduga terjangkit antraks setelah mengonsumsi daging ternak yang sakit.
Penyebaran antraks yang menggegerkan Gunungkidul pun telah menyita perhatian Kementerian Kesehatan RI.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut, berdasarkan data Kemenkes, terdapat tiga orang yang meninggal karena antraks di Kapanewon Semanu, Gunungkidul.
"Ada tiga yang dilaporkan, tapi masih akan dikonfirmasi ulang karena satu suspek dan dua dengan gejala antraks," kata Siti.
Kemenkes disebut akan melakukan penyelidikan epidemiologis terkait antraks di Gunungkidul. Pihaknya hendak mengusut dari mana virus antraks bisa menginfeksi ternak warga.
"Biasanya virus bisa menular ke sapi saat sapi itu makan rumput pada daerah yang tanahnya ada virus antraks. Karena virus antraks sangat kuat di dalam tanah, tidak gampang mati," kata Siti.
Baca juga: Dinkes Tulungagung Lakukan Pengobatan Massal Pada Suspect Antraks dan Kontak Eratnya
Kini sudah tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi yang sudah mati.
Salah satu dari mereka, yang meninggal pada tanggal 4 Juni lalu, dites positif untuk antraks.
Sampai Rabu (05/07), Kementerian Pertanian mencatat 12 ekor hewan ternak mati – enam sapi dan enam kambing – sementara 85 warga positif antraks berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Tradisi Mbrandu atau purak, di mana masyarakat menyembelih hewan yang mati atau kelihatan sakit dan membagi-bagikannya, disebut menjadi faktor yang paling meningkatkan risiko terjadinya kasus antraks.
Baca juga: Peta Rawan Antraks di Tulungagung Meluas, Sapi di Desa Kradinan Mulai Divaksin
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta seluruh jajaran pemerintah melakukan upaya untuk mengisolasi hewan hingga manusia yang terpapar penyakit antraks agar tidak merebak ke daerah lain.
"Saya kira Menteri Pertanian sudah melakukan langkah. Oleh karena itu, kita harapkan bahwa supaya itu diisolasi jangan sampai merebak ke daerah lain," kata Ma'ruf di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah, Banyuasin, Jumat (7/7/2023).
Ma'ruf Amin meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menutup distribusi sapi dari Yogyakarta ke daerah lain.
alasan warga Gunungkidul makan sapi yang sudah di
kasus virus antraks di Gunungkidul
Wibawanti Wulandari
antraks
sapi
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Rintihan Kesakitan Balita Bojonegoro Penderita Hidronefrosis dan Tanpa Anus, 2 Tahun Tunggu Operasi |
![]() |
---|
Tak hanya Musik, Jazz Gunung Ijen Banyuwangi 2025 Diramaikan Pameran Patung hingga Batik |
![]() |
---|
Pengusaha Pasuruan Apresiasi Masyarakat Tengger Pertahankan Perayaan Karo |
![]() |
---|
Kronologi Ribuan Mahasiswa Kompak Balik Badan saat Wagub Pidato, Kampus Sengaja Undang Pejabat |
![]() |
---|
Kronologi Video Viral Debt Collector Tarik Mobil Wanita di Nganjuk Versi Polisi: Rental |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.