Berita Kota Malang
DPRD Kota Malang Soroti Silpa Tinggi, Catatan Kritis Disampaikan Masing-masing Fraksi
Rapat paripurna, DPRD Kota Malang soroti Silpa tinggi, catatan kritis disampaikan masing-masing fraksi.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Fraksi PKB menilai, Silpa pada 2022 terjadi salah satunya akibat rendahnya serapan di beberapa perangkat daerah. PKB menyarankan agar segera dilakukan pengadaan barang dan jasa sehingga program bisa segera dieksekusi.
“Kalau dicermati dengan seksama, justru masalah penyerapan anggaran pada beberapa perangkat daerah yang kurang maksimal juga merupakan penyebab terjadinya Silpa. Untuk itu kami sarankan ketika APBD sudah dibahas dan disepakati bersama, perangkat daerah harus melakukan proses pengadaan barang dan jasa, dan tidak menunggu proses teknis,” ujar Arief Wahyudi selaku juru bicara.
Baca juga: Rapat Paripurna DPRD Nganjuk Agenda PU Fraksi atas LKPJ Bupati Berlangsung Singkat, Bentuk Kecewa?
Menurut PKB, sudah bukan menjadi rahasia lagi ketika penyusunan perencanaan anggaran, terutama pada perubahan APBD, perangkat daerah seolah-olah berlomba mengajukan program dan anggaran tambahan. Namun sering terjadi ketika anggaran ditambah, ternyata justru menjadi Silpa.
“Bahkan terjadi antara tambahan anggaran yang diminta dengan Silpa lebih banyak Silpa. Untuk itu kami minta kepada seluruh perangkat daerah agar lebih jeli dan telaten melakukan penyusunan program, anggaran, maupun belanja,” imbau Arief.
Juru bicara Fraksi Gerindra, Randy Gaung Kumaraning Al Islam menjelaskan, partainya meminta penjelasan dari sejumlah laporan serapan yang kurang maksimal.
Gerindra mencatat, belanja pegawai terealisasi sebesar Rp 805 miliar lebih, dari anggaran Rp 900an miliar atau mencapai 89,43 persen.
“Untuk itu, agar dijelaskan faktor-faktor apa saja sampai tidak terjadinya penyerapan anggaran secara maksimal,” ujarnya.
Untuk belanja lain-lain, belanja barang dan jasa hanya terserap 89,48 persen, belanja hibah hanya sebesar 98,78 persen, belanja bantuan sosial hanya terserap 97,52 persen, belanja modal hanya terserap 72,83 persen dan belanja tidak terduga hanya terserap 16,3 persen.
“Mohon dijelaskan faktor-faktor apa saja yang tidak bisa terserap secara maksimal, sehingga dari sisi pembiayaan secara keseluruhan menyebabkan sisa lebih atau Silpa sebesar Rp 460an miliar,” katanya.
DPRD Kota Malang
rapat paripurna
APBD 2022
PDI Perjuangan
Amithya Ratnanggani Sirraduhita
Silpa
TribunJatim.com
berita Kota Malang terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Dijadikan Jaminan Utang Bank, 2 Rumah di Kawasan Elit Dieksekusi PN Malang |
![]() |
---|
Dispangtan Kota Malang Terima 200 Dosis Vaksin PMK, 75 Dosis telah Disuntikkan ke Sapi |
![]() |
---|
Dispangtan Kota Malang Upayakan Produk Urban Farming Warga Jadi Bahan Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Hendak Ambil Cabai, Emak-emak di Malang Syok Kalung Emas Ditarik Pemotor, Aksi Pelaku Terekam CCTV |
![]() |
---|
Renovasi Stadion Gajayana Malang Harus Rampung sebelum Porprov Jatim 2025 Bergulir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.