Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Hacker Jimbo Ngaku Jual Data Pemilih dari Situs Web KPU Rp 1,1 M, Polisi Bertindak, Pakar: Berbahaya

Sosok hacker dengan nama anonim Jimbo tengah menjadi perbincangan publik di media sosial. Ia mengeklaim telah meretas situs kpu.go.id

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
CISSReC. dan KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Hacker Jimbo Klaim Jual Data Pemilih dari Situs Web KPU Rp 1,1 M, Polisi Bertindak, Pakar: Bahaya 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok hacker dengan nama anonim Jimbo tengah menjadi perbincangan publik di media sosial.

Hacker Jimbo membuat heboh menjelang Pemilu 2024.

Pasalnya, mengeklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs KPU RI.

Jimbo membagikan 500.000 data contoh yang berhasil ia peroleh melalui salah satu unggahan di situs BreachForums yang kerap digunakan untuk jual beli hasil peretasan.

Baca juga: Belum Terdaftar di Data Pemilih Pemilu 2024? Adukan ke Posko Kawal Hak Pilih Bawaslu Kota Blitar

Di dalam data yang "bocor" itu, Jimbo mendapatkan data pribadi, seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.

Data-data itu dijual dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,1 miliar-Rp 1,2 miliar.

Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari situs web https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan.

Dalam unggahan itu, Jimbo juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih.

Baca juga: Temuan 1033 Data Pemilih Tak Dikenal, ini Langkah Bawaslu Lamongan

Terkait hal ini, KPU RI mengaku masih berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menelusuri kebocoran data pemilih tersebut.

“Sekarang lagi kita minta bantuan dari satgas cyber, sekarang yang bekerja BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), dia menaungi Mabes,” kata Koordinator Divisi Data dan Informatika KPU RI Betty Epsilon Idroos, Selasa (28/11/2023), dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Ia mengaku belum dapat memastikan apakah data yang bocor tersebut terkonfirmasi data milik KPU RI atau hujan.

“Sudah kita koordinasikan, lagi di-crosscheck dulu ya,” tambahnya.

Baca juga: Coklit Selesai 100 Persen, KPU Kota Blitar Segera Lakukan Rekapitulasi Data Pemilih Pemilu 2024

Pada tangkapan layar lainnya, Jimbo mengunggah foto menyerupai halaman situs KPU yang dianggap membuktikan bagaimana ia meretas situs KPU.

Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia (Communication & Information System Security Research Center/CISSReC), Pratama Persadha, menengarai Jimbo berhasil masuk ke situs KPU RI sebagai admin.

"Nampak sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna, di mana dengan adanya tangkapan layar tersebut, maka kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware," kata Pratama dalam keterangan tertulisnya, Selasa malam.

"Dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya. CISSReC juga sebelumnya sudah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada tanggal 7 Juni 2023," tutupnya.

Tangkapan layar peretas Jimbo diduga mencuri data KPU dan menjualnya di BreachForums.
Tangkapan layar peretas Jimbo diduga mencuri data KPU dan menjualnya di BreachForums. (CISSReC.)

Pakar keamanaan siber Pratama Persadha menjungkapkan, Jimbo membagikan contoh data yang ia dapatkan di dalam BreachForums tersebut.

“Kali ini akun anonim Jimbo tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan,” jelas dia.

“Serta beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut,” imbuhnya.

Pratama yang juga menjabat sebagai Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) menuturkan, data yang diduga dicuri oleh Jimbo itu hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT KPU untuk Pemilu 2024.

“Jimbo juga menyampaikan dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi,” ujar dia.

“Di mana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 kabupaten/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan,” lanjutnya.

Baca juga: Hacker Lulusan SD Diadili, Pernah Bobol Website Pemprov Jatim dan Bawaslu Jaksel, Kelas Kakap

Pihaknya kemudian mencoba untuk melakukan pencocokan data yang didapatkan oleh Jimbo dengan data KPU melalui situs Cek DPT.

“Dan data yang dikeluarkan oleh website Cek DPT sama dengan data sampel yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS di mana pemilih terdaftar,” ungkap Pratama.

Pada bukti gambar berupa tangkapan layar yang dibagikan oleh Jimbo, tampak sebuah laman KPU yang Pratama perkirakan berasal dari dashboard pengguna.

“Di mana dengan adanya tangkapan layar tersebut maka kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id,” ucap Pratama.

Ia memperkirakan, Jimbo menggunakan metode phising, social engineering, ataupun malware untuk masuk ke dalam domain tersebut yang kemudian memiliki akses dari salah satu pengguna dan mengunduh data yang ada, melansir dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ).

Baca juga: Sosok Peretas Website Pemkab Malang Ditangkap, Ternyata Hacker Lulusan SMP, Apa Motifnya?

Pratama menilai, jika Jimbo bisa masuk sebagai admin di situs tersebut, ditakutkan bisa mengganggu jalannya Pemilu 2024 nantinya.

“Jika peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role admin, hal ini tentu saja bisa sangat berbahaya pada pesta demokrasi pemilu yang akan segera dilangsungkan,” tuturnya.

“Karena bisa saja akun dengan role admin tersebut dapat dipergunakan untuk mengubah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang tentunya akan mencederai pesta demokrasi bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional,” tambahnya.

Untuk memastikan titik serangan yang dimanfaatkan oleh Jimbo untuk mendapatkan data pemilih yang diklaim berasal dari situs KPU, menurutnya masih perlu dilakukan audit dan forensik dari sistem keamanan serta server KPU.

“Sambil melakukan investigasi, ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali,” terangnya.

Bareskrim Polri Bertindak

Bareskrim Polri, melalui Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber), telah mengidentifikasi dugaan kebocoran data pemilih pada situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (29/11/2023).

Kebocoran ini terungkap melalui patroli siber yang rutin dilakukan oleh Dittipidsiber.

Saat ini, koordinasi intensif sedang berlangsung antara Bareskrim dan KPU untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Dalam merespons temuan ini, KPU telah berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Siber Pemilu dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan keamanan data pemilih.

Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan menghadapi Pemilu 2024.

"Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan oleh anggota kami. Saat ini, CSIRT (Computer Security Insident Response Team) sedang berkoordinasi langsung dengan KPU untuk sekaligus melakukan penyelidikan," kata Dittipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid A Bachtiar dikutip dari Antara via Kompas.tv.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved