Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Mimpi Pensiunan Polisi Pangkat AKBP Jadi Tuan Tanah Buyar Gegara Wakapolri Abal-Abal, Uang 3 M Raib

Gusti Bagus Sulaksana dan Nemi Sumatri, adalah pasangan suami-istri tinggal di Surabaya memiliki kehidupan yang tergolong mapan.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/TONY HERMAWAN
Gusti Bagus Sulaksana menceritakan pengalamannya ditipu wakapolri abal-abal di depan muka persidangan di Surabaya, Senin (25/3/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gusti Bagus Sulaksana dan Nemi Sumatri, adalah pasangan suami-istri tinggal di Surabaya memiliki kehidupan yang tergolong mapan.

Gusti setelah kerja puluhan tahun menjadi polisi dengan jabatan terakhir sebagai Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), dan istrinya sebagai pensiunan pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN), memiliki uang tabungan miliaran rupiah.

Mimpi mereka setelah menjadi abdi negara ingin menggeluti bisnis jual beli tanah

Suami-isteri yang menetap di Dharmahusada itu, memilih bisnis properti karena saat masih berdinas sering nyambi jual-beli tanah. Uang tabungan rencananya akan digunakan mereka membeli 7 persil tanah di kawasan Bulu Lontar, dengan total luasan sekitar 5 hektar. Harga lahan 'Petok D' ukuran lima ribu meter persegi itu yaitu Rp25 miliar. 

Rencananya setelah dibeli, status tanah akan diubah menjadi sertifikat. Kemudian, akan mereka jual dengan harga yang lebih tinggi. Namun, ternyata angan-angan tersebut gagal.

Baca juga: Vicky Prasetyo Klarifikasi Soal Kasus Dugaan Penipuan Rp 1,8 Miliar, Ini Bantahan Sang Gladiator

Gusti dan istrinya ternyata ditipu Anton Bramianto, salah seorang dari 8 ahli waris atas 7 persil tanah. Anton Bramianto laki-laki usia 28 tahun itu mengakali Gusti yang notabenenya sebagai pensiunan polisi Reserse dengan mencatut nama Kapolres Mojokerto, Kapolda Jatim, termasuk Wakapolri.

Gara-gara itulah pensiunan polisi pangkat AKBP tertipu Rp 3 M.

Anton Bramianto kini sedang menghadapi proses peradilan di Pengadilan Negeri Surabaya. Gusti sebenarnya mengaku malu menceritakan musibah penipuan jual beli tanah yang telah dialaminya.

Namun, katanya, rasa itu sudah dibuang jauh-jauh. Ia ingin dari kasusnya masyarakat bisa mengambil sebuah pelajaran penting.

"Hati-hati kalau beli tanah,  bisa jadi si penjual adalah penipu atau seorang mafia tanah. Saya saja gak menyangka ini bisa menimpa saya. Sungguh sangat tidak menyangka. Saya berkunjung ke rumah Anton Bramianto di Bale Kambang, Trawas, Mojokerto. Pengamatan saya si Anton orang yang jauh dari kata orang jahat, tapi ternyata otaknya sangat cerdik," ungkap Gusti.

Gusti yang merupakan mantan Kapolres Sampang serta pernah tugas di Krimsus Polda Jatim menceritakan menjadi korban penipuan. Gusti mengenal Anton setelah dikenalkan dua temannya, bernama Adrial dan Lisa.

Dari perkenalan itu, Gusti dan istrinya pernah dua kali bertemu Anton di restoran cepat saji kawasan Wr Supratman dan Jalan Satelit untuk membicarakan kesepakatan harga tanah.

"Sepakat per meter harga Rp500 ribu. Jadi kalau 5 hektar nilainya Rp25 miliar," ucapnya.

Gusti sebelum membeli lahan sebenarnya sudah sangat hati-hati. Dia mendatangi RT/RW, lurah, camat, serta notaris untuk mencari tahu riwayat tanah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved