Berita Kesehatan
Kenali Jenis Batuk Selain Reaksi Alergi dan Musim Pancaroba, Juga Dapat Muncul Saat Kondisi Cemas
Batuk menjadi keluhan yang umum dialami masyarakat. Ada beberapa jenis batuk menurut kesehatan dan terlihat dari sifat akutnya.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
Selain dari faktor yang disebutkan di atas, ada pula batuk psikogenik.
Jenis batuk ini disebut bukan disebabkan oleh penyakit fisik, melainkan disebabkan ketika kecemasan dan rasa panik terjadi pada pikiran dan tubuh.
“Sering juga disebut habit cough atau batuk kebiasaan, situasi yang membuat gugup, panik dan tidak nyaman, udara dingin, bahkan jika di sekitarnya ada orang batuk bisa menyebabkan tercetusnya batuk seperti ini,” sebutnya.
Habit cough umumnya tidak berdahak, tidak berespon terhadap terapi konvensional, namun tidak berbahaya.
Batuk jenis ini disebut akan membaik jika masalah psikologis teratasi.
Terkait hal ini, dr. Rio juga mengingatkan masyarakat, untuk jangan lengah mewaspadai tanda-tanda batuk kronis dan batuk yang disebabkan penyakit yang menyerang paru-paru.
Jika batuk terasa parah disertai demam, menyebabkan sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, terdapat penurunan berat badan, bahkan mengeluarkan darah, bisa jadi penyebabnya adalah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), batuk rejan (pertussis), atau bahkan tuberkulosis atau TB.
“Karena itu jangan lalai menangani gejala-gejala parah, terutama jika batuk sudah dialami menetap selama lebih dari dua minggu,” papar dr. Rio.
Sementara itu, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe menyarankan untuk tetap bijak dalam memilih obat untuk swamedikasi.
Menurutnya untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obat yang memang diperuntukkan untuk dijual bebas (OTC) untuk batuk dan menggunakannya sesuai dosis yang dianjurkan di kemasan.
“Hindari membeli sendiri obat-obatan yang tidak dijual bebas dan obat yang memerlukan resep dari dokter. Kini ada obat batuk dengan kemasan satu dosis dan praktis untuk dibawa dan dikonsumsi, karena itu sebaiknya pilih obat OTC yang sesuai dengan aktivitas.” pungkas dr. Elizabeth.
Waspada Lonjakan ISPA Pasca Haji dan Musim Liburan, ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru RS Premier |
![]() |
---|
Sering Dikira Serangan Jantung Padahal Regurgitasi, Cek 4 Fakta Penyakit GERD yang Perlu Diketahui |
![]() |
---|
Cegah Osteoporosis Lewat 10.000 Langkah Menuju Tulang Kuat, Ribuan Orang Jalan Kaki di Surabaya |
![]() |
---|
Revolusi Layanan Kesehatan dengan AI: Seberapa Aman? |
![]() |
---|
Melindungi Privasi di Era Digital: Mengatasi Kebocoran Data Rekam Medis Pasien COVID-19 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.