Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Lulusan SD Makin Banyak, Pemkot Surabaya Kaji Penambahan 2 SMP Negeri Baru di 2025

Pemkot Surabaya menyiapkan kajian untuk menambah SMP baru pada 2025. Hal ini untuk memastikan seluruh wilayah mendapatkan akses pendidikan negeri.

TribunJatim.com/Bobby Koloway
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat dikonfirmasi di Surabaya, Jum'at (31/5/2024) dalam artikel berjudul "Lulusan SD Makin Banyak, Pemkot Surabaya Kaji Penambahan 2 SMP Negeri Baru di 2025" 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya menyiapkan kajian untuk menambah SMP baru pada 2025. Hal ini untuk memastikan seluruh wilayah mendapatkan akses pendidikan negeri.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan ada dua hal yang menjadi evaluasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP tahun ini. Di antaranya, jalur Zonasi yang memberikan keadilan untuk masing-masing kelurahan.

Serta, perhitungan jumlah siswa dengan daya tampung sekolah. "Kami minta MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) untuk menghitung jumlah murid," kata Wali Kota Eri di Surabaya, Kamis (4/7/2024).

Menurut Wali Kota Eri, apabila berdasarkan jumlah anak memang membutuhkan tambahan sekolah, maka pembangunan bisa dilakukan di 2025.

"Insya Allah, tahun depan kita akan melihat apakah perlu menambah sekolah atau tidak," kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Menurutnya, ada beberapa sekolah di beberapa kawasan yang memiliki jumlah siswa cukup besar karena terbatasnya jumlah sekolah. Di antaranya, di kawasan Surabaya Utara.

Baca juga: Daya Tampung PPDB SMP Negeri di Surabaya Terbatas, Wali Kota Eri: Masih Ada Sekolah Swasta

"Di sana (SMP) negeri/swasta sebenarnya ada. Namun, jumlah (lulusan SD) banyak. Sehingga nggak cukup. Makanya, kami akan diskusikan apakah kita akan menambah kelas atau sekolah baru," lanjut Cak Eri.

Pembangunan sekolah baru mempertimbangkan jumlah penduduk dan jumlah anak, di beberapa kelurahan dalam satu kecamatan. "Kenapa saya minta KK (kartu keluarga) harus berdomisili di Surabaya? Karena di antaranya untuk akurasi pemetaan ini," tandasnya.

"Setelah tahu jumlah KK, jumlah anak yang akan masuk SD, dan jumlah anak yang masuk SMP, kita bisa memetakan mana yang wilayahnya kurang (rombel/sekolah) atau pun lebih," katanya.

Hal ini memperbaiki sistem perencanaan pembangunan sekolah sebelumnya yang tidak mendasarkan pada jumlah penduduk. Serta, ada pula yang membangun sekolah tanpa mempedulikan lokasi.

"Bahkan, ada yang dua sekolah berbeda kelurahan/kecamatan tapi jejer (berdampingan). Kalau zonasi, pasti menang (yang) tinggal di sekitarnya," kata Wali Kota Eri.

Baca juga: Jarak 500 Meter Tak Lolos Zonasi SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung, Sekolah Jawab Protes Warga Sekitar

"Makanya kami akan mengajak MKKS untuk duduk bareng. Apa perlu menambah sekolah atau hanya rombel," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menambahkan bahwa kajian tersebut akan menghitung jumlah penduduk dan daya tampung sekolah negeri maupun swasta. Termasuk, menghitung peluang penduduk di sebuah wilayah pindah ke wilayah lainnya.

"Misalnya, setelah 5 tahun bisa saja populasi ini bertambah, bisa juga bergeser (pindah/berkurang). Populasi dan jumlah kelulusan ini akan menjadi bahan diskusi bersama," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved