Berita Kesehatan
Virus Mpox di Indonesia Melonjak, Menular Antar Manusia, Dosen Unair Beberkan Langkah Pencegahan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) melaporkan lonjakan kasus konfirmasi Monkeypox (Mpox) di Indonesia
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) melaporkan lonjakan kasus konfirmasi Monkeypox (Mpox) di Indonesia.
Hingga pertengahan Agustus, tercatat sebanyak 88 kasus konfirmasi Mpox di berbagai wilayah.
Seiring dengan peningkatan kasus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan status PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) untuk wabah Mpox.
Dr dr Kurnia Dwi Artanti MSc, Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) mengungkapkan Virus Mpox yang terdeteksi termasuk dalam Varian IIb.
“Virus varian tersebut dapat menyebar antarmanusia melalui kontak langsung cairan tubuh atau lesi,” ungkapnya.
Baca juga: Nasib Penyanyi Kuch Kuch Hota Hai Mendadak Kehilangan Pendengaran, Tak Sadar Kena Virus Berbahaya
Lebih lanjut, Dr Kurnia menyebut pola penyebaran Mpox menunjukkan gejala yang mirip dengan cacar biasa.
Ia menjelaskan gejala khas Mpox meliputi demam tinggi, ruam kulit yang khas, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
“Ruam yang muncul umumnya melalui wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Meskipun begitu, perlu pemeriksaan spesifik untuk memastikan infeksi Mpox karena virus ini bersifat self-limited, yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya jika sistem imun tubuh baik, ” jelas dr Kurnia.
Dr Kurnia mengungkapkan upaya mencegah transmisi virus Mpox, dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran diri pada masyarakat serta isolasi bagi individu yang terinfeksi.
Baca juga: Virus Gemini Rusak Tanaman Cabai di Ponorogo, Petani Rochim Harus Gigit Jari, Gagal Panen
“Mencegah penularan Mpox sangat bergantung pada kebersihan diri. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas di tempat umum serta menggunakan masker dapat menjadi benteng pertahanan yang efektif,"urainya.
Selain itu, WHO dan CDC merekomendasikan pemberian vaksin diprioritaskan terutama pada Petugas laboratorium, Tenaga kesehatan di RS rujukan dan Populasi berisiko.
Selain itu, pentingnya status PHEIC dalam meningkatkan kewaspadaan penyebaran wabah Mpox.
PHEIC merupakan status yang menunjukkan tingkat keparahan situasi global. WHO menetapkan status ini karena melihat persebaran penyakit yang semakin meluas.
"Ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan, seperti penilaian risiko global yang jika tidak segera diantisipasi, dapat menyebabkan penyebaran yang lebih luas. Selain itu, respons dan dukungan dari negara-negara anggota WHO juga menjadi faktor penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini,” pungkasnya.
Waspada Lonjakan ISPA Pasca Haji dan Musim Liburan, ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru RS Premier |
![]() |
---|
Sering Dikira Serangan Jantung Padahal Regurgitasi, Cek 4 Fakta Penyakit GERD yang Perlu Diketahui |
![]() |
---|
Cegah Osteoporosis Lewat 10.000 Langkah Menuju Tulang Kuat, Ribuan Orang Jalan Kaki di Surabaya |
![]() |
---|
Revolusi Layanan Kesehatan dengan AI: Seberapa Aman? |
![]() |
---|
Melindungi Privasi di Era Digital: Mengatasi Kebocoran Data Rekam Medis Pasien COVID-19 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.