Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

36 Tahun Nyambi Jadi Pemulung, Guru Alvi Tak Malu Disapa Murid di Jalan, Gaji Tak Cukup untuk Hidup

Tengah viral di media sosial sosok guru 36 tahun nyambi jadi pemulung. Sosok guru honorer itu bernama Alvi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok
36 Tahun Nyambi Jadi Pemulung, Guru Alvi Tak Malu Disapa Murid di Jalan, Gaji Tak Cukup untuk Hidup 

Sariyanto menceritakan awal mula bekerja di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai ASN.

Baca juga: Polisi Panggil Kepsek dan Guru SD di Nganjuk, Imbas Muridnya Diduga Keracunan Makan Siang Gratis

Mulanya, Pak Yanto bekerja di Teknik Geologi sejak 5 Januari 2005 sebagai penjaga gedung.

Empat tahun kemudian, pada 1 Oktober 2009, ia berpindah pada jabatan teknisi laboratorium.

Sejak 1 April 2011 sebagai laboran di laboratorium Geologi Optik, berarti dia sudah 13 tahun menjadi laboran.

Setiap hari, ia pulang pergi bekerja dari tempat tinggalnya di Dusun Biru kelurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ke UGM.

Untungnya, jaraknya 5,7 km atau sekitar 15 menit.

Sebagai ASN, ia harus bekerja dalam lima hari kerja, lalu untuk bertani harus meluangkan waktu di hari Sabtu dan Minggu.

Menjadi petani sendiri baru dilakoni sejak November 2022, jadi belum begitu lama.

Pak Yanto mengaku mencoba menjadi petani karena dipicu keinginan memanfaatan lahan dan menyalurkan salah satu hobinya, yaitu bercocok tanam.

“Juga sebagai ajang silaturahmi dan bersosial di lingkungan masyarakat,” katanya, dilansir dari laman UGM via Kompas.com.

Baca juga: Panita Pembagian Bantuan Gizi Ibu Hamil Larang Warga Bawa Telur, Cuma untuk Foto: Gak Boleh Masukin

Sebidang tanah di Mbulak Nganjir, Sleman, dia garap bersama istrinya.

Tanah berupa sawah ini ditanami berbagai jenis tanaman produktif, mulai dari padi, ketela pohon, kacang prol, dan cabai.

"Bertani itu asyik dan baik, petani selalu menggantungkan nasib hidupnya dari rejeki yang diberikan oleh Tuhan," ungkapnya.

Dia menambahkan, dalam bertani Pak Yanto banyak diilhami oleh petuah 'nandur apa sing dipangan lan mangan apa sik ditandur'.

Hasil bertaninya dimanfaatkan untuk swasembada pangan keluarga.

Sedangkan sebagian untuk dijual.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved