Berita Viral
Waspada Modus Baru Begal Benang Nilon di Jembatan Suramadu, Pelaku Pasang Jebakan Seleher Pengendara
Pelaku menggunakan begal benang nilon di Jembatan Suramadu untuk menjerat korbannya. Jebakan itu berada di jalur motor.
TRIBUNJATIM.COM - Waspada modus baru begal yang dilakukan di atas Jembatan Suramadu.
Pelaku menggunakan begal benang nilon di Jembatan Suramadu untuk menjerat korbannya.
Jebakan itu berada di jalur motor.
Sejumlah akun Instagram dan TikTok mengunggah modus baru yang dilakukan oleh begal tersebut.
Tampak di video yang diunggah akun Instagram, achmad_subechi, terlihat petugas memperlihatkan benang nilon setinggi leher pengendara motor.
Baca juga: Jatuh ke Jurang karena Ngebut Ikut Konvoi, Sahrul Ngaku Jadi Korban Begal ke Polisi, Warga Geram
"Hati2 rekan2 yang melintas dari atau ke Madura via Suramadu lajur R2, ada jebakan tali nilon setinggi leher," tulis keterangan video dikutip Minggu, (5/1/2025).
Benang nilon tersebut diduga merupakan modus upaya pembegalan. Saat pengendara motor terjerat dan jatuh, kompolotan akan membawa kabur motor.
Meski keberadaan benang layangan di jalan sulit sekali bisa dilihat oleh mata telanjang meski siang hari, tetap ada pencegahan yang bisa dilakukan.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan ialah dengan menggunakan helm full face.
Helm full face memang punya kekurangan di pandangan tapi melindungi kepala dengan lebih baik. Karena itu pilih yang SNI dan nyaman dipakai
“Jika helm full face seperti helm balap tentu mempunyai keterbatasan pandangan, tetapi lebih aman karena dapat melindungi bagian dagu pengendara. Sebaliknya untuk helm half face mempunyai pandangan yang lebih luas, tetapi pada bagian dagu tidak dapat terlindungi secara maksimal jika terjadi kecelakaan,” ujar Agus kepada Kompas.com belum lama ini.
Usahakan juga pakai dalaman kepala yaitu balaclava. Sebab balaclava dapat melindungi bagian leher.
Pegiat Komunitas Belajar Helm, Ahmad M mengatakan, fungsi dari balaclava diantaranya memudahkan pengendara merapikan rambut ketika pakai helm, membuat helm jadi tidak bau dan menahan debu.
Ahmad menyarankan untuk memakai balaclava karena bisa menahan debu dan panas, terutama di bagian kepala sampai leher.
Namun perlu diperhatikan juga bahannya, jangan yang terlalu tipis dan licin.
“Bahan balaclava yang licin bisa berbahaya, karena helm jadi terlalu mudah lepas dari kepala pengendara. Bahan katun lebih enak karena cepat menyerap keringat dan panas,” kata dia.
Selain itu tak kalah penting ialah memakai jaket yang cocok buat riding. Jaket untuk naik motor berguna.
Promotion Department Head PT Daya Adicipta Motora (DAM) Demmy Firmansyah, mengatakan, jaket adalah riding gear yang penting untuk selalu digunakan.
“Walaupun tidak akan 100 persen melindungi pengendara, tapi setidaknya menggunakan jaket akan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan kepada pengendara jika terjadi kecelakaan,” ujar Demmy.
Sementara itu, kasus begal lainnya juga pernah terjadi di Jakarta Utara.
Tengah viral di media sosial sopir mobil ekspedisi tabrak begal demi selamatkan driver ojol atau driver ojek online.
Sopir mobil ekspedisi itu bernama Usi.
Pria berusia 22 tahun itu menabrak tiga pembegal driver ojek online (ojol), Irwan Darmawan (41), di Jalan Gaya Motor Raya, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (21/12/2024).
Kronologi kejadian pun terungkap.
Saat kejadian, Usi sehabis mengantarkan paket ke pelanggan di daerah Sunter.
"Saya habis antar paket ke Sunter Agung," ungkap Usi, Senin (30/12/2024).
Saat melintas di Jalan Gaya Motor Raya, Usi awalnya mengira ada orang yang mengalami kecelakaan.
Namun, saat didekati, Usi melihat ada tiga orang yang membawa senjata tajam ingin merebut motor yang dikendarai Irwan.
Melihat hal itu, Usi langsung memberhentikan mobilnya untuk menolong Irwan.
"Saya berhenti di depan buat nolongin gojek tersebut, saya pertama palang pelaku begal tersebut," terang Usi, melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Warga Resah Aksi Begal di Atas Jembatan Suramadu, Minta Sistem Tiket Diberlakukan Kembali
Namun, salah satu pelaku begal yang membawa senjata tajam justru menyerang Usi. Saat diserang, Usi mencoba menghindari komplotan begal itu.
Dia tak langsung meninggalkan lokasi. Tak lama, ketiga pelaku nampak panik karena banyak kendaraan yang melintas.
Sampai akhirnya, mereka menjatuhkan motor korban dan melarikan diri begitu saja. Usi langsung nekat menabrak para pelaku dengan mobil yang dikendarainya.
"Mereka menjatuhkan motor korban dan berniat untuk kabur demi menyelamatkan diri dan saya enggak tinggal diam, akhirnya saya tabrak mereka," ungkap Usi.
Usai ditabrak, para pelaku sempat terjatuh. Namun, mereka tetap melarikan diri.
Untuk diketahui, Irwan dibegal saat ingin pulang ke rumahnya sekitar pukul 02.20 WIB.
"Korban sorang Gojek sehabis antar pelanggan hendak pulang ke rumah melintas di Jalan Gaya Motor Raya," ucap Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok Iptu Tomy Brian Hutomo, saat dikonfirmasi, Minggu (22/12/2024).
Baca juga: Tersangka Wanita Begal Taksi Online di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Keluarga Tak Terima
Irwan yang tengah melintas, tiba-tiba dipepet oleh tiga orang pelaku yang membawa senjata tajam (sajam) jenis parang. Saat dipepet, korban terjatuh dari sepeda motornya.
"Korban terjatuh, kemudian pelaku membawa kabur sepeda motor korban," ungkap Tomy.
Persitiwa tersebut diketahui oleh pengemudi mobil boks sebuah ekspedisi. Melihat hal itu, sang sopir tak tinggal diam dan berusaha membantu driver ojol.
"Kemudian, pelaku ditabrak oleh sopir mobil box sehingga terjatuh dan melarikan diri," ujar Tomy.
Saat melarikan diri, para pelaku meninggalkan sepeda motor yang dikendarainya dan sepeda motor milik korban.
Sampai saat ini, kasus pembegalan tersebut masih dalam proses penyelidikan polisi.
Sebelumnya, video driver ojol diduga menjadi korban begal motor di atas Jembatan Suramadu juga viral.
Video berdurasi 30 detik itu beredar luas di beberapa grup WhatsApp sejak dua hari terakhir, tersaji sosok perempuan mengenakan pakaian hitam dan helm kuning yang diduga sebagai penumpang ojol.
Dalam rekaman video, terdengar suara seorang pria, ‘Korban begal, tolong ojol-ojol, tolong dipatau Suramadu, Suramadu. Suramadu saiki, begale (pelaku begal) arah nang Meduro (ke Madura). Korban begal bos, Honda beat Suramadu bos, arah ke sana (Madura)’.
Kondisi tersebut memantik respon miris dari beberapa warga. Keberadaan Jembatan Suramadu yang merupakan ikon Provinsi Jawa Timur kini berkembang sebagai jembatan yang menakutkan bagi para pelintas.
Apalagi di waktu malam hari, lampu penerangan di sepanjang jalur roda dua terkadang mati sehingga jalur sepanjang 5,4 Km itu menjadi gelap.
“Sangat miris karena mengganggu pengendara sepeda motor yang melintasi di Jembatan Suramadu, terutama di waktu malam hari. Saya pribadi sepakat kalau seandainya kembali diberlakukan karcis, dengan catatan bisa memberikan rasa aman kepada pengendara,” ungkap Zainal, pemotor asal Bangkalan, Kamis (19/12/2024) malam.
Baca juga: Terkuak Motif Pelaku Begal Mobil Wanita Surabaya di Lamongan, Ingin Jual Mobil Demi Lunasi Utang
Peristiwa begal motor di atas Jembatan Suramadu baru kali ini terjadi dan video korban viral di media sosial.
Bagi masyarakat pelintas, tentu saja peristiwa itu tidak ingin terulang.
Salah satu upaya pencegahan yakni kembali memberlakukan sistem tiket.
“Selain memberikan rasa aman dari tindak kejahatan, pengendara akan lebih tertib. Artinya tidak ada aksi pemotor menerobos jalur roda empat atau sebaliknya yang sering viral. Kalau dikarcis, kan ada tambahan untuk operasional penerangan, petugas keamanan, hingga perawatan jangka panjang Jembatan Suramadu,” pungkas Zainal.
Untuk diketahui, Jembatan Suramadu pertama kali beroperasi pada Juni 2009 silam.
Terdapat tiga loket kendaraan roda empat atau lebih dan dua loket kendaraan roda dua di masing-masing pintu masuk jembatan.
Tarif penyeberangan di jembatan yang membelah Selat Madura itu kemudian dibebaskan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015.
Baca juga: Tampang 3 Remaja Begal Beraksi di 2 Kabupaten, Meringkuk saat Diringkus Polda Jatim, 1 DPO
Kebijakan tersebut hanya berlaku untuk kendaraan roda dua saja. Kemudian pada akhir Oktober 2018, pemerintah juga membebaskan tarif untuk semua jenis kendaraan.
Aksi begal motor yang menimpa pengendara ojol itu menjadi perhatian Satreskrim Polres Bangkalan. Itu setelah tim siber melalui patroli dunia maya menemukan postingan video korban begal di atas Jembatan Suramadu itu di media sosial.
“Kami telah melaksanakan patroli siber dan menemukan postingan bahwa di Jembatan Suramadu ada dugaan peristiwa 365 (KUHP) atau pembegalan. Namun hingga saat ini, baik polres maupun polsek belum menerima adanya laporan atas kejadian tersebut,” ungkap Kanit Pidum Satreskrim Polres Bangkalan, Ipda Nur Cahyo.
Ia mengimbau kepada roda dua roda empat, ketika ada indikasi diikuti atau ada gerombolan orang yang ingin menghentikan laju kendaraan agar tetap melaju.
Tetap berada di posisi aman untuk berhenti di tempat yang ramai seperti polsek atau pertokoan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Imbas Pengunjung Beli Pecel Keliling Ditegur Pemilik Warung, Satpol PP Kini Baru Tertibkan Harga |
![]() |
---|
Balas Dendam Masa Sekolah, Dua Pemuda Tembak Pria yang Pernah Meludahinya |
![]() |
---|
Keluarga Pasien Sebut Dokter Syahpri Kasar Duluan, Melotot Sambil Bilang 'Jangan Gak Bersyukur' |
![]() |
---|
Dedi Kaget Pajak Jadi Rp400 Ribu, Pemkab Klaim Hanya Naikkan 12,5 Persen |
![]() |
---|
Sosok Komisaris Obral 1 Juta Saham Bank, Transaksi Capai Rp8,75 M, Dulunya Akuntan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.