Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Malang

Nasib eks Petinju Kelas Internasional Kini Jadi Jukir, Ikut Program Bedah Rumah Tapi Tak Direnovasi

Harapan memiliki rumah yang bisa ditempati sendiri tak kunjung terwujud bagi seorang mantan juara tinju dunia IBF Interkontinental Dobrak Arter

Penulis: Benni Indo | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Benni Indo
Bagian dalam rumah Dobrak Arter yang terbengkalai karena proses renovasi tak kunjung selesai meski ikut program bedah rumah. 

Rumahnya ditinggal begitu saja meski pekerjaan belum selesai..

"Pembangunan berjalan sekitar dua minggu, tapi hasilnya morat-marit. Saat itu saya menerima Rp 5 juta bantuan dari Pj Wali Kota," ujarnya.

Dobrak membangun upaya untuk merampungkan pembangunan renovasi rumahnya.

Sejumlah kerabat mencoba membantunya, termasuk dari KONI dan Pertina yang menurut pengakuan Dobrak memberikan bantuan masing-masing Rp 1,5 juta.

Baca juga: Nelangsa Ibu Tunggal di Malang Kehilangan Uang Rp 31 Juta Gara-gara Iklan di Facebook Ambil Kupon

Proses pembangunan saat itu disebut Dobrak begitu cepat. Setelah ia menerima bantuan, pembangunan langsung dilakukan. Tidak ada perencanaan pembangunan yang dibicarakan dengan Dobrak oleh pihak yang merenovasi rumah.

"Belum diatur apa-apanya, itu langsung keburu dibongkar semua sehingga pemasangan tidak sesuai tempatnya," kata Dobrak.

Rumah itu menjadi satu-satunya harapan Dobrak untuk ditempati. Sudah hampir satu dekade ini Dobrak bersama istri dan dua anaknya mengontrak rumah berukuran 3x10 meter yang berada tidak jauh dari rumahnya sendiri.

Setiap bulan, ia harus mengeluarkan Rp 700 ribu untuk bayar kontrakan. Sementara Dobrak sendiri harus bekerja sebagai juru parkir di dekat Pasar Kasin.

Dalam sehari, penghasilannya tidak lebih dari Rp 50 ribu. Ia bekerja mulai pagi hingga siang. Sore harinya, ia mengajar tinju yang bertarif Rp 20 ribu per serinya. 

Dobrak berharap ada bantuan dari Pemerintah Kota Malang yang bisa merampungkan renovasi rumnya. Harapan itu juga dikatakan Kusuma Dewi, istrinya. Kusuma ingin membangun usaha di rumahnya sendiri. Namun angan-angan itu belum terwujud karena rumah yang ia impikan tak selesai direnovasi.

"Saya ingin berjualan dari rumah. Anak-anak juga semakin dewasa. Kebutuhan semakin banyak," katanya.

Anaknya yang pertama akan memasuki jenjang perndidikan tinggi karena sudah duduk di kelas 3 SMK saat ini. Sementara anaknya yang kedua akan melanjutkan ke bangku sekolah menengah pertama dalam waktu dekat.

"Beberapa rekan membantu kami seperti memberi pasir atau bahan-bahan lainnya," imbuh Kusuma.

Di sisi lain, bahan-bahan bangunan juga ada yang hilang. Kusuma mengatakan kehilangan pasir hitam untuk pembangunan renovasi rumahnya berkapasitas sekitar 2 bak pikap. Beberapa bahan lainnya seperti kayu juga hilang.

"Bukan kami yang memilih tukang, tapi dari mereka. Bahan-bahannya malah hilang. Kalau kami yang memilih tukang, kami pilih warga sekitar sini saja karena berpengalaman," ujarnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved