Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Wali Kota Madiun Tak Segan Larang Prasmanan di Hajatan, Awal Karir Kini Terungkap: Tenaga Pendidik

Wali Kota Madiun belakangan jadi sorotan karena kebijakannya melarang pernikahan memakai konsep acara makan prasmanan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM/FEBRIANTO RAMADANI
Wali Kota Madiun Maidi di Balai Kota Madiun soal kenaikan UMK Kota Madiun 2024 

Seperti diketahui sebelumnya, Maidi menyebut hajatan dengan model prasmanan hanya boros makanan.

Selain itu, model penyajian makanan secara prasmanan juga menghasilkan banyak sampah.

Aturan pelarangan sajian makanan secara prasmanan saat hajatan untuk menekan jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Madiun.

Tak hanya itu, kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada di Kelurahan Winongo pun sudah overload dan menggunung dengan ketinggian sampai 20 meter.

Baca juga: Pantas Wali Kota Maidi Larang Hajatan Pakai Menu Prasmanan, Minta Kotak Kardusan Saja: Banyak Gengsi

"Hari ini banyak yang gengsi. Mau pernikahan besar-besaran. Akhirnya yang sisa (makanannya) banyak. Kondisi budaya seperti ini harus diubah," kata Maidi.

"Insyaallah saya buat perwal di Madiun. Hajatan boleh di gedung, tetapi jangan prasmanan. Pakai kardus saja," imbuhnya,

Untuk diketahui, jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Madiun mencapai 100 ton hingga 120 ton.

Sementara tumpukan sampah yang menggunung di TPA Winongo sudah mencapai ketinggian 20 meter.

Bagi Maidi, penyajian makanan dengan model tidak prasmanan akan menghemat pangan.

Dengan demikian, makanan yang disajikan akan habis sesuai porsi dan tidak dibuang lagi.

ATURAN HAJATAN - Foto ilustrasi untuk berita Pemerintah Kota Madiun buat aturan agar hajatan tidak lagi menyajikan makanan bagi tamu dengan model prasmanan. Model penyajian makanan secara prasmanan dianggap akan menghasilkan banyak sampah.
ATURAN HAJATAN - Foto ilustrasi untuk berita Pemerintah Kota Madiun buat aturan agar hajatan tidak lagi menyajikan makanan bagi tamu dengan model prasmanan. Model penyajian makanan secara prasmanan dianggap akan menghasilkan banyak sampah. (shutterstock/LElik83)

"Kita harus hemat pangan. Jangan boros. Kalau kita boros, alam tidak akan menjamin ke depan," ungkap Maidi.

Menurut Maidi, dengan model penyajian tidak prasmanan maka tamu bisa membawa pulang makanan.

Selanjutnya, makanan yang dibungkus dalam kardus dapat dinikmati bersama keluarga di rumah.

"Kalau dibawa ke rumah tidak menyisakan makanan. Dan TPA kita tidak berkelebihan. Kalau prasmanan banyak sisa," tutur Maidi.

Tak hanya itu, Maidi juga menyebut makan banyak akan berdampak kesehatan seperti penyakit hipertensi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved