Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Viral Menu MBG Basi dan Berulat di Bangkalan, Kenali 5 Ciri Makanan Sudah Basi atau Tidak

Kasus keracunan MBG karena makanan sudah basi masih terus terjadi. Lantas bagaimana cara bedakan makanan basi atau tidak?

KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
MBG - Foto ilustrasi menu MBG. Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) belakangan terus terjadi di Indonesia. Salah satu penyebabnya karena menu MBG tak layak konsumsi hingga makanan sudah basi. 

Maka dari itu, jauhi makanan yang sudah berlendir karena dapat berbahaya untuk kesehatan tubuh.

MBG di Bangkalan Ditemukan Ulat : Video rekaman kamera ponsel warga menyorot kemunculan ulat pada menu MBG yang diduga diterima siswa SDN Bumi Anyar I, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Selasa 13/9/2025)
MBG di Bangkalan Ditemukan Ulat : Video rekaman kamera ponsel warga menyorot kemunculan ulat pada menu MBG yang diduga diterima siswa SDN Bumi Anyar I, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Selasa 13/9/2025) (/tangkapan layar)

Baca juga: Putrinya Diduga Keracunan MBG Sampai Dilarikan ke RS, Juharti: Harapannya Bergizi malah Musibah

DPRD soroti ahli gizi abal-abal

Kasus keracunan MBG karena makanan basi inipun dinilai anggota DPRD tak lepas dari peran ahli gizi yang ada di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Ketua Komisi IV DPRD Bangkalan, Rokib mengaku cukup prihatin dengan adanya menu MBG yang basi dan berulat di Bangkalan. Menurutnya, hal tersebut seharusnya bisa dihindari jika pengawasan diperketat.

"Kami prihatin dengan kejadian itu dan jangan sampai terulang karena itu dikonsumsi oleh siswa," tuturnya, Kamis (25/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ia juga menyoroti ahli gizi yang ada di setiap SPPG.

Ia menekankan, seharusnya ahli gizi memiliki background pendidikan gizi yang mumpuni.

"Warning dari saya, ahli gizi yang ditugaskan seharusnya memang sarjana gizi yang mumpuni, jangan abal-abal," jelasnya.

Menurut Rokib, ahli gizi harus memiliki latar belakang dan pengalaman pengolahan gizi yang baik. Sehingga bisa diterapkan di SPPG dan kejadian tersebut tak terjadi.

"Ya harus mumpuni dan memiliki pengalaman, sehingga menu makanan bisa sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan," imbuhnya.

Pihaknya juga meminta agar petugas pengawas di tiap SPPG bisa bekerja maksimal dan memahami standart operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Meski begitu, pihaknya terus mendukung program dari Presiden Prabowo Subianto tersebut.

Menurutnya, persentase kelalaian di Bangkalan saat ini cukup minim.

"Persentasenya minim namun jangan sampai terulang lagi. Pengawasan harus diperketat, jangan sampai ada kelalaian, khawatir ada sabotase. Kita tidak pernah tau," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved