Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Batal Turunkan PPN Jadi 8 Persen, Purbaya Akui Dirinya Pelit: Negara Bisa Rugi Rp 70 Triliun

Setiap satu persen PPN yang turun, berarti Rp 70 triliun pendapatan negara yang lenyap.

Penulis: Alga | Editor: Alga W
KOMPAS.com/Intan Maharani
PPN - Menteri Keuangan Purbaya akui dirinya pelit. Dia mengatakan, pemerintah batal menurunkan PPN menjadi 8 persen karena negara bisa rugi Rp70 triliun. 

Purbaya mengakui, jika ekonomi nasional menguat dan penerimaan negara membaik, ia akan membuka kembali peluang itu sebagai langkah untuk mendorong daya beli masyarakat.

"Nanti akan kita lihat bisa enggak kita turunkan PPN. Itu untuk mendorong daya beli masyarakat nanti ke depan. Tapi kita pelajari dulu hati-hati," tuturnya.

Dalam dunia fiskal yang dingin dan penuh angka, Purbaya memilih berdiri di jalur kehati-hatian.

Ia bukan menteri yang terburu-buru mengambil langkah populis hanya demi sorotan publik.

Ia tahu, di balik satu persen PPN yang tampak kecil di mata rakyat, tersimpan konsekuensi senilai Rp70 triliun dan tanggung jawab besar menjaga keseimbangan negara.

Di penghujung hari, di balik layar penuh data dan tatapan tajam para analis, Purbaya tampak seperti seorang penjaga bendungan besar: menahan derasnya arus demi menjaga negeri agar tak jebol.

Dalam dunia di mana satu persen bisa menentukan nasib fiskal, sikap 'pelit dan hati-hati' bukan kelemahan.

Melainkan bentuk keberanian yang paling sunyi.

Baca juga: Warga Mengeluh Banyak yang Gagal Beli Rumah Subsidi Lantaran Terjerat Pinjol, Minta Tolong Purbaya

Sebelumnya, Purbaya membalas kritikan yang dilontarkan oleh Hasan Nasbi.

Ia 'tampar balik' sindiran Hasan Nasbi pakai data survei.

Ia menegaskan, kebijakannya saat ini justru berhasil secara perlahan meningkatkan kepercayaan publik serta menjaga stabilitas.

Purbaya pun menunjukkan hasil survei kepercayaan masyarakat yang mengalami kenaikan ke hadapan awak media.

Survei tersebut telah dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Ini indeks kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Kalau jatuh seperti ini, keadaan buruk," ucap Purbaya.

"Ini kemarin waktu bulan Juli, Agustus, September turun terus ke titik terendah sini, terjadi banyaknya demo," lanjutnya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved