Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jalanan Banjir, Ayah Tiap Hari Antar Anak Sekolah Naik Perahu Galon Bekas, Minta Pemerintah Peduli

Sang ayah ingin memastikan agar seragam hingga sepatu anaknya tidak kebasahan saat tiba di sekolah.

Penulis: Alga | Editor: Alga W
Instagram/indramayuupdate
ANTAR - Maksudi Rifai saat mengantar anaknya berangkat sekolah naik perahu galon rakitan menyusuri pemukiman yang terendam banjir rob di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Kamis (20/11/2025). 

Ia lalu berusaha mencari seragam bekas layak pakai agar bisa digunakan para siswa.

Sulas juga mendapatkan sumbangan dari pihak luar untuk memenuhi kebutuhan siswa saat itu.

"Lalu sejak saat itu, saya mulai antar jemput siswa supaya mereka mau sekolah. Waktu itu saya masih honorer, jadi antar jemputnya pakai motor dan biaya pribadi," ungkapnya.

Tugasnya mengantar jemput siswa membuatnya harus bersiap sejak pagi.

Mulai pukul 05.30 ia mulai menjemput siswa.

"Jadi rutenya itu ke Jalan Cokroaminoto, lalu ke Jalan Pelabuhan, Jalan Pertempuran, lalu ke Jalan Barat Tambak, dan terakhir ke Junok. Ada sekitar 15-an siswa," jelasnya.

Banyaknya siswa putus sekolah di tempat tersebut membuatnya harus mengajar lebih ekstra.

Sebab, tak sedikit siswa yang tidak bisa baca tulis.

Apalagi, rata-rata siswa tersebut sebelumnya tidak mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak (TK).

"Di sini tidak ada yang TK. Jadi kita mengajari dari awal. Kalau di sekolah lain, kelas satu itu sudah tau huruf," jelasnya.

Banyaknya siswa yang tak bisa membaca dan menulis membuatnya tergerak memberikan les tambahan secara gratis.

Bahkan, ia juga mengantar jemput siswa lesnya tersebut tiap sore pada akhir pekan.

GURU INSPIRATIF - Sulasmiyati, guru di Bangkalan, Jawa Timur, saat hendak mengantar siswa pulang sekolah. Tiap hari ia antar jemput siswa dengan dorkas yang ia beli sendiri.
Sulasmiyati, guru di Bangkalan saat hendak mengantar siswa pulang sekolah. Tiap hari ia antar jemput siswa dengan dorkas yang ia beli sendiri. (KOMPAS.com/Yulian Isna Sri Astuti)

Kecintaannya untuk mengajari siswa dan mengantar jemput siswa bukan tanpa alasan.

Ia mengaku, hal itulah yang menjadi salah satu cara untuknya bersedekah.

"Saya ingat kata ibu saya supaya bersedekah dengan cara apapun. Saat ini saya masih honorer, jadi ya operasional pakai uang pribadi untuk antar jemput," tuturnya.

Setelah mengantar jemput siswa menggunakan motor selama 4 tahun, ia lalu mendapatkan kesempatan untuk diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) pada tahun 2023.

Dari situlah ia memiliki niat untuk membeli motor niaga atau biasa disebut dorkas.

"Pertama beli dorkas itu Rp15 juta, ya itu nabung saya. Itupun saya beli yang bekas."

"Kalau pakai dorkas enak, tidak bolak-balik. Jadi sekali berangkat bisa bawa banyak anak," jelasnya.

Namun, motor niaga tersebut tak berumur panjang sebab rusak.

Bahkan, ia sudah tiga kali ganti motor niaga untuk mengantar jemput anak didiknya tersebut.

"Ini yang dipakai sekarang sudah dorkas ketiga. Inipun kemarin baru diperbaiki dan habis Rp450 ribu, itupun masih belum lunas di bengkel," ucapnya terkekeh.

Saat ini, ia berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat untuk bisa mendapatkan fasilitas motor niaga baru agar anak didiknya bisa tetap ke sekolah.

"Ya saya akan berusaha semampu saya. Kalau dorkas ini mogok lagi, ya saya jemput pakai motor bolak balik karena kan motor tidak bisa diisi banyak anak," pungkasnya.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved