Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

BERITA TERPOPULER JATIM Pemakaman Pasien Covid-19 Tak Gratis hingga Cerita Nakes Insentif Telat Cair

Empat berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (3/8/2021). Pemakaman pasien Covid-19 tak gratis hingga cerita nakes dua bulan insentif telat cair.

Tribun Jatim Network/David Yohanes
Berita Terpopuler Jatim Hari Ini: Pemulasaraan dan pemakaman pasien Covid-19 (virus Corona) yang meninggal dunia di Tulungagung tidak gratis. 

TRIBUNJATIM.COM - Beragam berita menarik yang terjadi di wilayah Jawa Timur terangkum dalam berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (3/8/2021).

Pada berita terpopuler Jatim hari ini dibuka dengan pemulasaraan dan pemakaman pasien Covid-19 (virus Corona) yang meninggal dunia di Tulungagung tidak gratis.

Pihak keluarga harus menanggung biaya yang keluar dari proses pemulasaraan hingga pemakaman.

Selanjutnya, seorang tenaga kesehatan (Nakes) perawat berjenis kelamin laki-laki berinisial A (26) mengaku pernah mengalami keterlambatan pencairan insentif selama dua bulan pada tahun 2021.

Perawat yang bertugas di sebuah rumah sakit (RS) milik pemerintah di Jatim itu mengalami keterlambatan pencairan insentif pada bulan April dan Mei 2021.

Ingin tahu berita selengkapnya, berikut ini berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (3/8/2021) yang dirangkum TribunJatim.com untuk Anda:

1. Pemakaman Pasien Covid-19 di Tulungagung Tak Gratis, Pihak Keluarga Diminta Menanggung Jutaan Rupiah

Pemakaman pasien Covid-19 di Tulungagung, Senin (2/8/2021).
Pemakaman pasien Covid-19 di Tulungagung, Senin (2/8/2021). (Tribun Jatim Network/David Yohanes)

Pemulasaraan dan pemakaman pasien Covid-19 (virus Corona) yang meninggal dunia di Tulungagung tidak gratis.

Pihak keluarga harus menanggung biaya yang keluar dari proses pemulasaraan hingga pemakaman.

Biaya yang timbul disebabkan Satgas Covid-19 tingkat desa yang seharusnya bertanggung jawab, harus meminta bantuan kepada relawan.

Baca juga: Biaya Pemakaman Pasien Covid-19 Isoman di Rumah Sampai Rp 3 Jutaan, Begini Instruksi Bupati Jember

Baca juga: Dandim 0807 Tulungagung Tegur Relawan Pemakaman yang Membisniskan Pengurusan Jenazah di Masa Pandemi

Seperti diungkapkan Kepala Desa Mergayu, Kecamatan Bandung, Irkhamul Huda, saat salah satu warganya meninggal dunia karena virus Corona.

Menurutnya, sebenarnya Satgas Desa sudah dilatih untuk pemulasaraan jenazah Covid-19, namun ada kendala pada keluarga.

“Jadi ada keluarga satgas yang keberatan suaminya memulasarakan jenazah Covid-19, karena takut tertular,” terang Huda, Senin (2/8/2021).

Baca Selengkapnya

2. 7 Hajatan Dibubarkan Selama PPKM Level 4 di Tulungagung, Petugas: Banyak Warga Kejar Hari Baik

Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 membubarkan salah satu hajatan.
Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 membubarkan salah satu hajatan. (Surya/David Yohanes)

Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung aktif mengawasi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

Salah satu yang menjadi fokus pengawasan adalah pelaksanaan hajatan yang digelar warga secara diam-diam.

Selama PPKM Level 4, 21 Juli hingga 2 Agustus 2021 sudah ada tujuh hajatan yang sudah dibubarkan.

Baca juga: Satgas Covid-19 Bubarkan Hajatan Warga Tulungagung di Masa PPKM Level 4, Tamu-tamu Dipulangkan

Baca juga: PPKM Level 4 Lanjut hingga 2 Agustus, Pemkab Ponorogo: Hajatan Pernikahan Belum Diizinkan

“Semua hajatan itu dilaporkan oleh warga kepada Satgas. Lalu tim bergerak membubarkannya,” terang Kabid Penegakkan Perda dan Perbup Satpol PP Tulungagung, Artista Nindya Putra, Senin (2/8/2021).  

Genot, panggilan akrab Artista mengatakan, Satgas tidak mungkin mengawasi pelaksanaan hajatan di seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung.

Karena itu peran aktif warga sangat membantu Satgas untuk menegakkan PPKM Level 4.

Baca Selengkapnya

3. Santri 19 Tahun di Lumajang Mengaku Dianiaya Pengurus Ponpes hingga Buta: Rasanya Cekot-cekot

Santri di Lumajang mengaku menjadi korban penganiayaan hingga alami kebutaan di pondok pesantren di Kecamatan Pasirian, Lumajang, Senin (2/8/2021).
Santri di Lumajang mengaku menjadi korban penganiayaan hingga alami kebutaan di pondok pesantren di Kecamatan Pasirian, Lumajang, Senin (2/8/2021). (Tribun Jatim Network/Tony Hermawan)

Kepolisian Resort (Polres) Lumajang sedang mendalami dugaan kasus penganiayaan santri di pondok pesantren di Kecamatan Pasirian, Lumajang.

Sejumlah saksi telah diperiksa dalam penyelidikan kasus yang melibatkan pengurus ponpes tersebut.

Diketahui, dugaan kasus penganiayaan tersebut mencuat ke publik setelah korban berinisial PM mengunggah status di media sosial grup warga Lumajang.

Baca juga: Kabur dari Pondok Usai Bertengkar dengan Teman, Seorang Santri Jadi Korban Pencabulan di Lamongan

Baca juga: Santri yang Terseret Ombak Saat Cuci Jeroan Hewan Kurban di Tuban Ditemukan Meninggal

Dalam postingannya, dia mengaku menjadi korban penganiayaan seorang pengurus pondok pesantren hingga menyebabkan mata kirinya buta.

PM saat ditemui di kediamannya di kawasan Tempeh Lumajang mengatakan, dugaan aksi kekerasan itu terjadi pada 3 April 2021 lalu.

Mulanya, santri berusia 19 tahun itu mendapat tamparan beberapa kali di bagian wajah sampai akhirnya terkena bagian mata sebelah kiri.

Baca Selengkapnya

4. Cerita Nakes 2 Bulan Insentif Telat Cair, Pilih Sabar Tak Protes; Pemerintah Tak akan Lari

Ilustrasi tenaga kesehatan.
Ilustrasi tenaga kesehatan. (Metro.co.uk)

Seorang tenaga kesehatan (Nakes) perawat berjenis kelamin laki-laki berinisial A (26) mengaku pernah mengalami keterlambatan pencairan insentif selama dua bulan pada tahun 2021.

Perawat yang bertugas di sebuah rumah sakit (RS) milik pemerintah di Jatim itu mengalami keterlambatan pencairan insentif pada bulan April dan Mei 2021.

Meski sempat kebingungan dengan hal tersebut. Untungnya keterlambatan tersebut tidak berlangsung berlarut-larut. Pada awal bulan Juni, insentif gaji sebagai perawat pasien Covid-19, akhirnya cair juga.

Baca juga: Gubernur Khofifah Siapkan Vaksin Moderna untuk Dosis Ketiga Bagi Nakes Jatim, Dimulai Hari Ini

Baca juga: Kesejahteraan Nakes Covid-19 Harus Prioritas, Gerindra Jatim Getol Dorong Insentif Tak Boleh Telat

Ia mengaku, memaklumi adanya keterlambatan pencairan tersebut. Karena beberapa bulan sebelumnya, dirinya terdaftar sebagai relawan nakes di sebuah RS yang dinaungi Pemprov Jatim, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPND) Jatim. Sehingga proses pencairan insentif dapat diakomodir demikian ringkas dan cepat.

Namun, pada bulan Maret, dirinya berpindah tugas menjadi relawan nakes di RS khusus penanganan Covid-19 yang dinaungi langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes-RI). Tak pelak, ia memahami bahwa ada serangkaian prosedur panjang dan antre yang mungkin harus dilampaui untuk mencairkan dana insentif untuk para nakes.

"Terus untuk yang Juni dan Juli ini, karena kemarin ada penambahan relawan baru nakes baru di RS kami, jadi harus menunggu begitu. Jadi biar dijadikan satu," katanya saat dihubungi, Sabtu (31/7/2021).

Baca Selengkapnya

---

Ikuti berita viral terpopuler dan berita Jatim terkini lainnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved