Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tunggu Jemputan Pulang Sekolah, Siswi SMP Malah Dirudapaksa Satpam Hingga Trauma, Bukan Pertama Kali

Kejadian pertama, beber Siko, terjadi di mushala sekolah. Saat pulang sekolah, pelaku memanggil korban lalu diajak ke mushala.

Editor: Torik Aqua
Generated by AI
SISWI SMP DIRUDAPAKSA - Gambar menunjukkan seorang pria yang memaksa kehendak dari remaja perempuan, Jumat (14/2/2025). Seorang satpam sekolah nekat rudapaksa siswi SMP saat menunggu jemputan pulang sekolah, korban sampai trauma. 

HN merupakan pelatih Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dari perguruan Persatuan Persaudaraan Budi Daya di wilayah Betara, Tanjab Barat.

Informasi dari sumber Tribun menyebut, peristiwa itu terjadi pada pertengahan Desember 2024 lalu.

Kasus asusila itu terungkap saat salah seorang korban menceritakan tindakan asusila yang dialaminya kepada orang tuanya.

Modus Pelaku Berdalih Ajarkan Jurus Baru

Menurut keterangan korban yang disampaikan oleh sumber Tribun, pelaku HN melancarkan aksinya saat sedang melatih anak didiknya.

Pelaku HN meminta korban untuk belajar jurus baru secara tersembunyi atau terpisah dari tempat latihan.

Di situlah, HN (58) mulai melakukan pelecehan seksual hingga menyetubuhi korban. 

Awalnya pelaku HN meminta korban untuk mengikuti bagian dari latihan, namun latihan ini terpisah dari teman-teman lainnya.

Pelaku juga mengancam korban jika tidak menuruti keinginannya.

Korban akan dikenakan denda sebesar Rp 5 juta jika keluar dari perguruan silat.

"Pada saat kejadian itu terungkap, kami bersama warga, tokoh masyarakat ketua-ketua RT dan dihadiri BKTM serta Ketua Persatuan Persaudaraan Budi Daya memanggil pelaku untuk disidang atas perbuatannya. Dan setelah kejadian itu langsung kami laporkan ke polres," ungkap sumber Tribun yang tak ingin identitasnya diungkap.

Sumber juga mengatakan korban tidak hanya satu orang sejak beberapa tahun terakhir.

Namun para korban butuh pendampingan dari pihak terkait untuk menyampaikan tindakan asusila yang dialaminya.

Namun para korban masih takut untuk mengungkapkannya.

"Korban takut mau bicara, korban juga butuh pendamping," ucap dia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved