Berita Viral
Imbas Iri Jatah Tak Sesuai, Asep Cekcok Hingga Serang Temannya saat Pesta Narkoba, Pelaku: Rugi
Berdasarkan dugaan polisi, Insiden maut ini bermula saat pelaku dan korban cekcok saat keduanya sedang pesta sabu.
"Kami bersama-sama bergandengan tangan berkomitmen kuat untuk menggaungkan seluruh masyarakat khususnya dunia pendidikan untuk bergerak aktif dalam masuk di kurikulum pendidikan," ujar Vivick saat diwawancarai TribunTangerang.com, Senin (27/10/2025).
Pembelajaran akan bahaya mengkonsumsi narkotika dan sumber peredaran barang haram itu menjadi salah satu materi yang diusulkan untuk dipelajari siswa dan siswi saat hendak menuju dewasa.
Pemahaman akan bahaya mengkonsumsi narkotika didorong BNN Kota Tangerang agar disampaikan kepada anak-anak sejak usia dini yaitu tingkat PAUD, TK, Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama atau SMP.
"Jadi anak-anak ini diberikan pemahaman mulai dari apa ciri-ciri narkotika, siapa yang harus diantisipasi untuk menerima barang pemberian hingga dampak narkoba sangat berbahaya," ungkapnya.
"Hasilnya nanti ketika beranjak remaja mereka mengerti bahwa tidak boleh sembarangan menerima pemberian cuma-cuma dari orang tidak dikenal, jadi mereka sudah mengerti dan bisa lebih dulu mengantisipasinya," sambungnya.
Dengan demikian diharapkan pencegahan peredaran narkotika dapat dihindari sejak dini oleh generasi penerus masa depan Bangsa Indonesia tersebut.
"Kami sangat berharap pihak Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama turut andil melaksanakan program ini secara merata di pendidikan PAUD hingga SMP se-Kota Tangerang," jelasnya.
Menyikapi gagasan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaludin menyambut baik dan terbuka akan pola yang akan diterapkan BNN kepada pelajar.
Guna menerapkan usulan itu, Dinas Pendidikan Kota Tangerang akan memanggil berbagai pihak guna menindaklanjuti kepada siswa dan siswi di setiap sekolah.
"Ide ini luar biasa bagi kami dalam mengantisipasi bahaya narkoba, sehingga pencegahan bisa dilakukan terintegrasi ke mata pelajaran tertentu yang sesuai penerapannya di sekolah," kata dia.
Menurut Jamal, pihaknya akan mengkaji lebih lanjut penerapan kurikulum pembelajaran bahaya peredaran narkotika di setiap jenjang pendidikan.
Pasalnya BNN dan Dinas Pendidikan Kota Tangerang telah menandatangani perjanjian kerjasama integrasi kurikulum anti narkoba dengan menggandeng dinas pendikan dan Kementerian Agama.
Perjanjian dan komitmen bersama tersebut diikuti sebanyak 620 kepala sekolah jenjang PAUD, TK, SD serta SMP dan akan bertambah dengan target 2.000 sekolah.
Digelarnya sosialisasi bahaya narkotika di lingkup sekolah, lanjut dia, didasari atas tingginya penyalahgunaan narkoba yang melanda generasi muda di Tanah Air.
Oleh karena itu pendekatan berbasis komunitas, peningkatan literasi narkoba di kalangan pelajar, serta optimalisasi media sosial dinilai menjadi alat kampanye efektif kepada masyarakat.
"Kami akan memanggil seluruh stakeholder untuk mengetahui ada apa yang harus dilakukan kepada anak-anak di sekolah," ucapnya.
"Karena setiap jenjang berbeda pendekatan dan pengenalannya seperti apa baik di tingkat PAUD, TK, SD, serta SMP," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com
| Pantas Nenek Pencuci Piring Diantar Pakai Mobil Rp 6 Miliar Tiap Hari, Ternyata Kerja karena Bosan |
|
|---|
| Muhairida Polisikan Penagih Utang yang Ambil Barangnya karena Tak Dapat Uang, Motor Diangkut |
|
|---|
| Jokowi Tak Mau Pindah dari Solo Meski Rumah Pensiunnya Hampir Jadi, Kades sudah Berharap Kontribusi |
|
|---|
| Sosok Penjual Bakso Babi yang Tak Pasang Label Non Halal Sejak Tahun 2016, Dulu Dagang Keliling |
|
|---|
| Hukuman Kepsek Syamhudi setelah Habiskan Dana BOS Rp 25 M untuk Beli 11 Bus, Kini Terancam Miskin |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.