Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

TERKUAK, Keluarga Kuli Panggul Sempat Diajak Berdamai Pihak Tersangka Namun Ditolak, Ini Alasannya

Keluarga kuli panggul pasar yang tewas dikeroyok tiga orang di Pasar Uka, Benowo, Surabaya, pada Kamis (17/8/2023), sempat dipaksa berdamai tersangka

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Taufiqur Rohman
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Foto surat pernyataan damai yang sempat disodorkan pihak keluarga tersangka 

"Iya (isinya tidak mempermasalahkan ke jalur hukum). Belum ada isinya (tanda tangan pernyataan)," ujarnya, Sabtu (26/8/2023).

Baginya, terpenting dari insiden nahas yang menimpa adik bungsunya adalah terungkapnya penyebab pasti tewasnya sang adik yang begitu mendadak dan sempat janggal, pada Kamis (17/8/2023).

Untungnya, Tri Wiyana merasa pihak keluarganya sangat terbantu oleh kerja serius dan cekatan dari pihak Kepolisian; Polsek Benowo dan Polrestabes Surabaya, guna segera mengusut tuntas kasus tewasnya sang adik.

Oleh karena itu, ia secara tegas menolak segala bentuk intervensi jalannya proses hukum yang sedang bergulir dan diupayakan seterang mungkin untuk mengungkap kebenaran.

"Awalnya saya menolak untuk autopsi karena ya Allah kok panjang seperti ini. Karena saya mempertimbangkan kesehatan ibu saya."

"Saya enggak mau (kondisi kesehatan ibu menurun karena kepikiran kasus ini). Tapi ternyata gak ada saksi yang mendukung ini. Jalan satu satunya, kerja polisi, ya dari autopsi ini," katanya.

Oleh karena itu, Tri Wiyana akhirnya memberikan persetujuan kepada pihak kepolisian untuk melakukan autopsi kepada jenazah sang adik yang telah dimakamkan pada hari kejadian, di TPU Kendung, Benowo, Surabaya, pada Kamis (24/8/2023).

"Akhir saya berfikir, apakah saya, istilahnya menghalangi kerja polisi. (Padahal) polisi sudah bekerja dengan baik."

"Akhirnya saya sendiri berat hati (mengizinkan Autopsi). Aslinya saya enggak tega pada adik saya. Tapi demi keadilan. Saya siapkan mental saya dan keluarga saya," jelasnya.

Ia berharap dengan hasil autopsi tersebut, dapat menjadikan terang semua penyebab kematian sang adik.

Dan pihak yang bertanggungjawab atas tewasnya sang adik, dapat segera dihukum setimpal.

"Iya (harus ada yang dihukum sebagai pertanggungjawaban). Artinya, kematian adik saya itu harus terungkap. Akibat pengeroyokan itu, atau bagaimana, kan yang tahu dokter," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Polrestabes Surabaya melakukan autopsi ekshumasi terhadap jenazah ESP yang diketahui tewas saat berada di rumah, berselang sekitar sejam menjadi korban pengeroyokan oleh tiga orang di Pasar Uka, Benowo, Surabaya, Kamis (17/8/2023).

Korban dikeroyok oleh tiga orang pelaku sekitar pukul 09.30.

Kemudian, setelah pulang ke rumah sang ibundanya, korban mendadak ambruk dan tak sadarkan diri, di depan pintu toilet rumah, sekitar pukul 10.30.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved